BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Permainan bola basket merupakan cabang olahraga yang
makin banyak digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan
mahasiswa. Melalui kegiatan olahraga bola basket ini para remaja banyak
memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial.
Permainan bola
basket di Indonesia sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang
sangat pesat. Sekarang banyak sekali terlihat lapangan bola basket di berbagai kota maupun di
pelosok-pelosok tanah air. Itu tertanda bahwa masyarakat di tanah air ini mulai
menyukai permainan bola basket. Bola basket
masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 dan berkembang setelah proklamasi
kemedekaan, Namun baru pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikanlah Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia (PERBASI).
Perkembangan bola basket di Kalimantan Selatan juga
tidak mau kalah dengan daerah-daerah lain yang sudah maju. Perkembangan dan
kemajuan cabang bola basket di Kalimantan Selatan banyak ditopang tim-tim
sekolah, walau pun peran klub juga cukup
besar untuk melahirkan pemain berbakat. Namun eksistensi tim sekolah dalam
membina siswanya ternyata mampu memberikan sumbangsih yang cukup besar untuk
memajukan cabang olahraga ini, setiap tahunnya pasti ada banyak sekali
pertandingan-pertandingan bola basket yang diadakan di berbagai daerah oleh
klub bola basket, sekolahan, maupun perguruan tinggi. Selain Liga PERBASI “Banjarmasin
Basketball League” yang rutin diselenggarakan setiap tahun, kejuaraan antar pelajar yang diadakan sekolah seakan tak
putus dan saling bergantian. Selama kurun waktu dua tahun terakhir, tercatat
ada belasan kejuaraan antar pelajar. Buah dari kompetisi yang berjenjang serta
rutin. Tak hanya tingkat provinsi, beberapa di antaranya juga terpilih membela
tim basket Kalimantan Selatan di kejuaraan KU-17, KU-19, POPWIL, POPNAS dan
Kejurnas Antar Klub di luar pulau Kalimantan.
Adapun beberapa
sekolah yang memiliki komitmen tinggi mendukung atlitnya berprestasi salah
satunya adalah SMA Negeri 1 Martapura. Dari
dukungan tim sekolah tersebut, Martapura selalu mendapat tempat untuk mengikuti
kejuaran tingkat sekolah maupun daerah, akan tetapi setiap kejuaraan yang
diikuti mereka mengalami kendala teknik salah satunya faktor dalam shooting
bola basket, juga terdapat pemain yang belum mencapai kemampuan yang baik dalam
melakukan shooting. Akibat dari masalah tersebut tim bola basket SMA Negeri 1
Martapura tidak memberikan hasil yang maksimal dalam berbagai pertandingan.
Keterampilan adalah kemahiran atau penguasaan suatu
hal yang memerlukan gerak tubuh dan diperoleh melalui latihan-latihan. untuk
dapat bermain bola basket setiap orang terlebih dahulu harus menguasai beberapa
keterampilan dasar dalam permainan bola basket seperti passing, dribble,
dan shoting. Pada
permainan bola basket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu
didasarkan pada penguasaan keterampilan
bermain yang baik. Ketrampilan
bermain dalam permainan bola
basket dapat dibagi menjadi enam, yaitu : 1) Teknik melempar dan menangkap, 2)
Teknik menggiring bola, 3) Teknik menembak, 4) Teknik gerakan berporos, 5)
Teknik tembakan Lay-up, dan 6) Merayah (Imam Sodikun, 1992:48).
Shooting
adalah skill dasar
bola basket yang paling dikenal dan paling digemari. Menurut Wissel (2000.43)
bahwa
kemampuan yang harus dikuasai
seorang pemain adalah kemampuan memasukkan bola atau shooting. Hal ini sesuai
dengan tujuan permainan bola basket yang mengharuskan bagi setiap tim untuk memsukkan bola
sebanyak-banyaknya ke basket atau keranjang lawan dan mencegah pihak lawan melakukan
hal yang serupa. Kemampuan suatu tim dalam melakukan tembakan akan mempengaruhi
hasil yang dicapai dalam suatu pertandingan.
Menembak adalah keahlian yang sangat
penting di dalam olahraga bola basket,
Bermain seperti operan,
dribbling, bertahan dan rebounding akan
mengantar memperoleh peluang besar membuat skor, tapi tetap saja harus
melakukan tembakan. Sebetulnya menembak dapat menutupi kelemahan bermain
lainnya.
Selain melatih penguasaan teknik bermain bola basket
maka seorang pemain bola basket tentunya harus melatih unsur penunjang
kemampuan bermain basket, yaitu unsur fisik pada tubuh pemain tersebut seperti
kekuatan otot, reaksi, kecepatan dan koordinasi mata tangan. Permasalahannya
adalah meski pemain bola basket telah dilatih melakukan kemampuan tembakan dari
berbagai jarak, tembakan dari posisi luar garis daerah perimeter lawan, atau
dari depan ring jarak posisi hukuman ternyata masih terdapat
pemain bola basket yang belum mencapai kemampuan yang baik dalam melakukan shooting
tersebut, sehingga ini menimbulkan masalah tersendiri yang harus diatasi.
Terhadap keadaan ini, pemain bola basket telah berusaha sebaik mungkin dengan
cara melatihnya, mengikuti berbagai pertandingan antar sekolah dan antar klub
namun hasilnya belum maksimal. Bersamaan dengan itu, maka seorang pemain bola
basket yang telah memahami dan menyadari dengan baik, bahwa kemenangan
permainan selalu ditentukan oleh banyaknya bola yang masuk ke dalam keranjang
dan adanya perbedaan skor atau nilai antara kedua tim, maka penting sekali
melatih kemampuan shooting dari posisi depan ring.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dipahami bahwa
kemampuan menembakkan bola basket dari berbagai arah dan jarak sangat penting
dilatih khususnya kemampuan shooting. Permasalahan lainnya adalah
mengukur kemampuan shooting bola basket masih belum jelas hasilnya,
belum jelas kemampuan shooting dalam
kaitannya terhadap unsur fisik sebagai penunjang kemampuan setiap pemain bola
basket. Berdasarkan keadaan tersebut, maka untuk dapat menjadi penembak yang
jitu, pemain bola basket harus ditunjang oleh unsur yang tepat seperti kelentukan
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan guna mendukung kemampuan tembakan
dalam jarak yang telah diukur, seperti pada posisi jarak shooting
digaris tembakan hukuman dan yang terpenting
harus didukung kemampuan fisik seperti kecepatan reaksi, kekuatan otot,
daya ledak otot, keseimbangan, dan daya tahan. Selain itu pemain tersebut harus
benar-benar mampu dan menguasai dengan baik teknik shooting ke arah
keranjang dengan tepat. Salah satu jalan untuk dapat mengusai teknik shooting
guna menjadi penembak yang handal dalam permainan bola basket adalah dengan
melatih teknik shooting dari depan ring basket dalam jarak tembakan
hukuman.
Terhadap masalah yang ada maka penguasaan kemampuan shooting
penting dilatih, sehingga semua pemain bola basket SMA Negeri 1 Martapura berhasil dan mampu menguasai dengan baik dalam
melakukannya. Kemampuan shooting pemain bola basket di sekolah tersebut
belum dapat dikatakan baik. Masalah lainnya yang menjadi kendala terhadap
kemajuan tim bola basket di sekolah tersebut adalah masih belum pastinya unsur
fisik pemain bola basket yang meliputi unsur kelentukan pergelangan tangan dan
koordinasi mata tangan sehingga sulit dikatakan penyebab kurang optimalnya
prestasi bola basket di sekolah tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat
penguasaan kemampuan shooting dari posisi tembakan hukuman.
Sebagai solusinya terhadap kurang optimal tingkat
penguasaan kemampuan shooting
freethrow atau tembakan hukuman, maka penulis berkesempatan untuk
mengetahui dan mengkajinya berkenaan dengan belum adanya data tentang
kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap shooting tembakan hukuman dan
belum adanya data tentang koordinasi mata tangan terhadap shooting tembakan hukuman pemain
SMA Negeri 1 Martapura.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi sebagai
permasalahan antara lain:
1.
Masih terdapat pemain bola basket yang
belum mencapai kemampuan yang baik dalam melakukan shooting.
2.
Belum ada data tentang kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan terhadap shooting
tembakan hukuman pemain SMA Negeri 1 Martapura.
3.
Belum adanya data tentang koordinasi mata
tangan terhadap shooting tembakan hukuman SMA Negri 1 Martapura.
C.
Pembatasan
Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat diteliti dan
diidentifikasi masalahnya: Kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan dan koordinasi
mata tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
D. Perumusan Masalah
Masalah pada
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah ada kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting pemain SMA
Negeri 1 Martapura.
2.
Apakah ada kontribusi koordinasi mata tangan terhadap
kemampuan shoting pemain SMA Negeri 1
Martapura.
3.
Apakah ada kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting pemain SMA
Negeri 1 Martapura.
E.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui:
- Kontribusi
fleksibilitas pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
- Kontribusi koordinasi
mata tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
- Kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
F.
Hasil
Guna Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
1.
Pemain SMA Negeri 1 Martapura sebagai
bahan pertimbangan dalam usaha meningkatkan unsur teknik dan fisik pemain bola
basket secara menyeluruh.
2.
Sekolah sebagai dasar pembinaan olahraga bola
basket di Martapura sebagai masukan
untuk melakukan perubahan dan perbaikan unsur-unsur yang berkaitan dengan
teknik dan fisik pemain bola basket.
3. Supaya
mencari bahan penelitian dan variabel yang lebih bervariatif sehingga hasilnya
seperti yang diinginkan peneliti itu sendiri.
4. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian sejenis yang lebih mendalam dengan variabel
yang lebih variatif
BAB
II
KERANGKA
TEORI DAN HIPOTESIS
A.
Diskripsi
Teoritis
1.
Pengertian Kontribusi
Secara umum yang dimaksud dengan kontribusi
adalah seberapa besar pemberian atau sumbangan dalam suatu
variabel kepada variabel lain dalam penelitian ini. Sedangkan menurut Sugono (2009:313) diartikan
sebagai “bantuan jasa,
partisipasi, pemberian, peranan, peran serta, pertolongan, sokongan,
sumbangan”. Adapun
istilah kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kontribusi antara
variable fleksibilitas pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap
kemampuan shooting bola basket SMA
Negeri 1 Martapura.
2.
Fleksibilitas
Fleksibilitas
menurut Nurhasan dan Cholil (2007:196) lebih kepada “kemampuan seseorang untuk menggerakkan
tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satuan gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami
cedera pada persendian tersebut”. Menurut
Harsono (1988:163), memberikan defenisi sebagai berikut: “kelentukan
adalah kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang sendi, kecuali oleh ruang
gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elestisitas tidaknya otot-otot,
tendo dan ligament”.
3.
Peran
Fleksibilitas Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Shooting
Irama menembak adalah sinkronisasi
atau keterpaduan antara kaki, pinggang, bahu, siku, kelenturan pergelangan, dan
jari tangan saat melakukan tembakan. Follow
through sangat penting untuk memperoleh putaran bola dengan baik. Dengan follow through yang baik, telapak tangan
akan menghadap ke bawah ke arah lantai. Follow
through, kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan jari-jari dan pergelangan
tangan mengikuti ke arah ring
menurut (Kosasih, 2008:47).
Gambar 1. Fase Persiapan dan Follow Through
4.
Kordinasi
Mata Tangan
Koordinasi
merupakan kemampuan biomotorik yang sangat kompleks yang di dalam
pelaksanaannya terdiri atas beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk
merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan
efisien. Menurut Irianto (2002:76) koordinasi adalah kemampuan melakukan gerak
pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien.
Koordinasi
mata tangan sangat dibutuhkan oleh pemain dalam mengarahkan suatu benda menuju
sasaran yang akan dicapai. Dengan koordinasi yang baik, maka suatu benda yang
dilemparkan akan berhasil menuju sasaran. Pada dasarnya koordinasi dikemukakan
para ahli tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat
disimpulkan koordinasi mata-tangan merupakan kemampuan mata untuk
mengintegrasikan rangsangan yang diterima dan tangan sebagai fungsi penggerak
untuk melakukan gerakan sesuai yang diinginkan. koordinasi adalah
rangkaian gerakan yang saling berhubungan, berkerja secara bersama-sama untuk
memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak tertentu. Ismaryati (2006:53-54) menarik
kesimpulan koordinasi didefisinikan sebagai hubungan yang harmonis dari
hubungan saling pengaruh di antara kelompok-kelompok otot selama melakukan
kerja, yang ditunjukkan dengan berbagai tingkat keterampilan, dengan kata lain:
Koordinasi
adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi satu
gerakan yang selaras sesuai dengan tujuan. Selaras dengan itu bahwa koordinasi
adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau
lebih pola gerak khusus.
Koordinasi
adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan erat kaitannya
dengan unsur pokok yang lain seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan dan
kelentukan. Koordinasi dalam adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih
persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu
keterampilan gerak.
Dari
berbagai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah
kerjasama antara bagian tubuh satu dengan yang lainnya menciptakan suatu
gerakan yang baik.
5.
Peran Koordinasi Mata Tangan Terhadap
Kemampuan Shooting
Cengkram
bola dengan mantap dan lebarkan jari dengan nyaman tekuk pergelangan tangan
tidak melebihi 70 derajat dan kunci siku pada posisi huruf L, tangan pendukung
ini digunakan untuk menjaga keseimbangan memegang bola sebelum bola
meninggalkan tangan. Menurut Kosasih (2008:47) adalah Eyes, agar shooting
menjadi akurat pemain harus dengan segera mengmbil fokus pada target, pemain
dengan cepat mengkoordinasikan letak ring.
Gambar 2. Fase Persiapan
6.
Teknik-teknik dalam Bola Basket
Sodikun (1992.47-64) menjelaskan teknik bola basket
diantaranya:
1.
Passing, untuk dapat melakukan passing
dengan baik pada berbagai situasi maka seorang pemain harus menguasai
bermacam-macam tehnik dasar passing dengan baik.
2.
Menggiring
bola dalam permainan bola basket adalah seorang pemain boleh membawa bola lebih
dari satu langkah, asal bola sambil dipantulkan menggunakan tangan, baik dengan
berjalan maupun berlari..
3.
Menembak
atau memasukkan bola kedalam keranjang (shooting). Merupakan teknik
dasar dalam permainan bola basket dengan tujuan memasukkan bola kesasaran yaitu
berupa ring basket yang berada di atas lantai setinggi 305 cm. Keberhasilan
regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan oleh keberhasilannya dalam
menembak. Adapun yang dimaksud dengan shooting dalam penelitian ini
adalah tembakan dengan satu tangan dengan tanpa meloncat maupun dengan
menggunakan loncatan dari bawah ring basket sebanyak-banyaknya selama 60 detik.
4.
Gerakan
berporos (pivot) adalah suatu usaha
mengubah arah hadap badan ke segala arah dengan satu kaki tetap tinggal di
tempat sebagai poros. Kaki poros tidak boleh terangkat atau tergeser dari
tempatnya, sementara kaki lain boleh bergerak melangkah kedepan, kebelakang,
kiri, kanan, dan kesegala arah.
5.
Tembakan
Lay Up adalah tembakan yang dimulai
dari menangkap bola sambil melayang menumpu satu kaki, melangkah kaki yang lain
kedepan menumpu satu kaki melompat setinggi – tingginya atau sedekat – dekatnya
dengan basket.
7.
Shooting
1.
Pengertian
Shooting pada permainan bola
basket selaras dengan pengertian gerakan melempar dari posisi garis tembakan
hukuman. Sedangkan dalam pengertiannya tembakan atau tembakan hukuman bola
basket menurut Sodikun (1992.48-57), adalah memasukkan bola
kedalam keranjang,
dengan kata lain:
Menembak atau
memasukkan bola kedalam keranjang (tembakan hukuman). Merupakan teknik dasar dalam permainan bola
basket dengan tujuan memasukkan bola kesasaran yaitu berupa ring basket yang
berada di atas lantai setinggi 305 cm. Keberhasilan regu dalam permainan bola
basket selalu ditentukan oleh keberhasilannya dalam menembak. Adapun yang
dimaksud dengantembakan hukuman
dalam hal ini adalah tembakan dengan satu tangan
dengan tanpa meloncat maupun dengan menggunakan loncatan dari bawah ring basket sebanyak-banyaknya.
Ada istilah
berkaitan dengan teknik shooting dalam bola basket yang perlu dikenalkan kepada
pemain sejak dini yaitu BEEF. Balance
adalah gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekuklah lutut
dan mata kaki serta atur agar tubuh dalam posisi seimbang, eyes adalah agar shooting menjadi akurat pemain harus segera
mengabil fokus pada target, elbow adalah
pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan tetap vertical, follow through adalah kunci siku lalu
lepaskan gerakan lengan jari-jari dan pergelangan tangan mengikuti kea rah
ring. Tahapan dalam melakukan shooting BEEF:
1.
Mata
melihat target
2.
Kaki
terlentang selebar bahu
3.
Jari
kaki lurus ke depan
4.
Lutut
dilenturkan
5.
Bahu
dirilekskan
6.
Tangan
yang tidak menembak berada di samping bola
7.
Tangan
yang menembak di belakang bola
8.
Jari-jari
rileks
9.
Siku
masuk kedalam
10.
Bola
diantara telinga dan bahu
2.
Faktor-faktor
Pendukung
Terhadap masalah yang ada, maka setiap pemain bola basket
harus menguasai dengan baik dan benar kemampuan tersebut, sehingga dapat
mendukung kemampuan bermain dalam setiap pertandingan yang diikuti oleh pemain
bola basket.
B.
Penelitian
Relevan
1.
Khaidir
Rasyid. 2012. Hubungan Tinggi Badan, Dan Kekuatan Otot Lengan Dengan
Keterampilan Bermain Bola Basket.dengan hasil penelitian :1). Ada hubungan tinggi badan dengan keterampilan bermain bola basket. 2) Ada
hubungan kekuatan otot lengan dengan keterampilan bermain bola basket. 3) Ada
hubungan tinggi badan dan kekuatan otot lengan, dengan keterampilan bermain
bola basket.
2.
Ahmad
Maulana. 2013. Kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan dan
kekuatan otot lengan terhadap kemampuan shooting pemain Bola Basket SMA
Negri 1 Banjarbaru. Dengan hasil penelitian diketahui 1)
Ada kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting pemain
Bola Basket SMA Negeri 1 Banjarbaru. 2) Ada kontribusi kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan shooting pemain Bola Basket SMA Negeri 1 Banjarbaru. 3) Ada
kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan dan kekuatan otot
lengan terhadap kemampuanshooting pemain Bola Basket SMA Negeri 1 Banjarbaru.
C.
Kerangka Berpikir
Dalam melakukan tembakan, seorang pemain pasti akan
mendapatkan gangguan dari pemain lawan lainnya. Sehingga, pemain yang memiliki
fleksibilitas pergelangan tangan yang baik dapat melakukan gerakan menembak
ataupun mengoper dengan baik walaupun dihalangi oleh pemain lawan.
Fleksibilitas merupakan salah satu masalah yang dirasakan oleh sebagian atlet
yang masih aktif dalam aktifitasnya, sama halnya dengan pemain bola basket.
Karena, fleksibilitas dapat mempengaruhi permainan seperti, dalam melakukan
teknik tingkat tinggi akan mengalami kesulitan serta mempengaruhi tembakan.
Untuk itu, latihan fleksibilitas sangat diperlukan untuk semua cabang olahraga,
terutama cabang bola basket. Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol
gerakan tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi baik bila mampu
bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, iramanya terkontrol
dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efisien.
Tangan dan
mata sangat berperan penting untuk mencapai keberhasilan dalam menembak,
mengoper dan mendrible bola. Koordinasi yang baik antara mata dan tangan serta
dibantu oleh kekuatan otot-otot lengan yang baik pula dapat mempengaruhi
kecepatan, keakuratan dan ketinggian bola saat ditembakkan menuju ke arah ring.
Hal inilah yang berpengaruh terhadap keberhasilan tembakan.
Jika dalam melakukan tembakan pemain memiliki teknik
shooting BEEF (balance, eyes, elbow, dan follow through) yang benar maka
presentasi memasukkan bola ke ring akan lebih baik. koordinasi mata tangan yang
kurang maka bola tidak sampai ke ring atau melenceng pada sasaran tembak, maka
hal tersebut dapat merugikan tim, karena mengakibatkan turn over dan kehilangan
bola.
Dengan
demikian jika koordinasi mata tangan baik, maka hasil tembakan akan semakin
baik. Dalam tembakan, fleksibilitas pergelangan tangan mempunyai peran yang
besar terhadap keberhasilan melakukan tembakan, karena tangan adalah dasar
keseimbangan dan menjaga kepala agar tetap segaris dengan kaki sebagai kontrol
keseimbangan. Selain itu kordinasi mata tangan akan memberikan tenaga penting
untuk tembakan, pemain pemula dan yang sudah kelelahan sering gagal melakukan
tembakan hingga kekurangan tenaga untuk melontarkan bola dengan kekuatan dan
kordinasi mata tangan. Dengan demikian, diharapkan koordinasi mata tangan dan
fleksibilitas pergelangan tangan, mempunyai dukungan yang positif terhadap
tembakan hukuman.
D.
Hipotesis
Berdasarkan pada
diskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka hipotesis peneliti bahwa:
- Ada
kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
- Ada
kontribusi koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shoting pemain SMA Negeri 1 Martapura.
- Ada
kontribusi fleksibilitas pergelangan
dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting
pemain SMA Negeri 1 Martapura.
Hipotesis ini merupakan jawaban sementara dari peneliti yang masih perlu dibuktikan lagi kebenarannya melalui serangkaian
penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel
Penelitian
Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.
Sedangkan yang menjadi variabel bebasnya ada dua yaitu : kelentukan pergelangan
tangan yang dilambangkan dengan (X1) dan koordinasi mata tangan
dilambangkan dengan (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan shooting
pemain bola basket (Y) Pemain bola basket SMA Negeri
1 Martapura.
B. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan
Tempat
dan waktu pelaksanaan penelitian ini di laksanakan pada hari rabu tanggal 5
Agustus 2015 bertempat di lapangan basket barakat martapura pukul 15.00 wita
s.d selesai.
C. Metode
Penelitian
X1 |
Y |
X2 |
Gambar
3. Rancangan analisis data
Keterangan:
X1 : Kelentukan
pergelangan tangan.
X2 : Koordinasi mata tangan
Y : Kemampuan shooting bola
basket.
D. Populasi dan Sampel
Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh Pemain SMA Negeri 1
Martapura sebanyak 22 orang dan yang menjadi
sampel penelitian sebanyak 22 orang,
dengan teknik
total sampling, atau keseluruhan jumlah populasi menjadi sampel.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:61).
E. Instrumen Penelitian
Terdapat beberapa instrumen yang dipergunakan dalam
pengambilan data pada penelitian ini, yaitu:
1. Instrumen
untuk mengukur kelentukan fleksi
pergelangan tangan dengan Giniometer (Mutalib, 1988:44).
2. Instrumen untuk mengukur koordinasi mata tangan tes
lempar bola tenis (Ismaryati, 2006:53-54).
3. Instrumen
untuk mengambil data tembakan hukuman dari (Sodikun, 1992:125).
F. Teknik
Pengambilan
Data
Teknik pengumpulan data ini melalui serangkaian
kegiatan yang ditentukan sebagai berikut:
1.
Tahap
Persiapan
a. Permohonan
surat penunjukkan dosen Pembimbing I dan II.
b. Permohonan surat ijin penelitian ke Kampus JPOK.
c. Surat
ijin peminjaman alat ke Pengelola
alat dan sarana kampus JPOK FKIP Unlam Banjarbaru.
d. Permohonan surat ijin penelitian ke dinas dan instansi
terkait.
e. Undangan
penelitian kepada Pembimbing I dan II.
f. Undangan penelitian kepada pelatih kegiatan
ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Martapura.
g. Undangan penelitian kepada pemain bola basket kegiatan
ekstrakurikuler bola basket SMA Negeri 1 Martapura.
h. Persiapan
petugas tes.
i. Persiapan
alat tes
j. Formulir
tes
k. Alat
tulis.
2. Tahap
Pengumpulan data di Lapangan
a. Pengambilan data fleksibilitas fleksi pergelangan tangan dengan Giniometer (Mutalib, 1988:44).
1)
Alat dan perlengkapan:
a)
Giniometer.
b)
Formulir tes
c)
Alat dan alas tes.
2) Prosedur:
a)
Tes
fleksibilitas pergelangan tangan : Diukur gerak pergelangan tangan ke empat
jurusan, fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi.
b)
Fleksibilitas
fleksi diukur dengan gerakan fleksi semaksimal mungkin. Letakkan punggung
lengan bawah dan punggung tangan di atas meja. Lakukan gerak fleksi pergelangan
tangan sejauh mungkin secara pasif dengan tangan yang lain. Jaga jarak agar
telapak, jari-jari tetap dalam satu bidang (datar) dan lengan bawah tetap
menempel di atas meja. Ukur jarak ujung tengah ke meja.
c)
Tes
dilakukan 1 (satu) kali.
d)
Hasil
pengukuran ditulis dalam satuan derajat (o)
3)
Petugas tes:
a)
Pembaca: 1 orang.
b)
Pencatat hasil 1 orang.
Gambar 4. Giniometer
3.
Instrumen
untuk mengukur koordinasi mata tangan tes lempar bola tenis (Ismaryati, 2006:53-54).
a. Bentuk Tes:
Melempar dan menangkap ke arah sasaran yang diberi skor 1
b.
Tujuan: Mengukur koordinasi mata
dan tangan
c.
Alat dan fasilitas: 1)
2 buah bola tangan
2) Sasaran berbentuk lingkaran
3) Alat tulis untuk mencatat hasil
d.
Petunjuk Pelaksanaan:
1)
Testee siap dengan membawa bola tangan di belakang garis batas dengan jarak
2,5meter.
2) Sasaran ditempatkan ditembok setinggi bahu
testee.
3)
Bola yang memantul dari hasil lemparan harus melewati garis batas yang sudah
ditentukan.
4) Testee diberi kesempatan untuk melempar bola
kea rah sasaran dan menangkap bola kembali sebanyak 10 kali ulangan, dengan
mengunakan salah satu tangan.
5) Testee diberikan lagi kesempatan untuk
melakukan lempar tangkap bola dengan menggunakan salah satu tangan dan
ditangkap dengan tangan yang berbeda sebanyak 10 kali ulangan, setiap peserta
diberi kesempatan untuk melaklukan percobaan.
e.
Penilaian
1) Skor yang dihitung adalah, tiap lemparan yang
mengenai sasaran dan ditangkap tangan memperoleh nilai 1 (satu).
2) Untuk memperoleh 1 nilai, bola harus dilepar
dari arah bawah (undearm), bola harus mengenai sasaran, bola harus bias
langsung ditangkap tangan tanpa halangan sebelumnya, testee tidak beranjak atau
berpindah ke luar garis batas untuk menangkap bola.
3) Jumlah nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10
lemparan ke dua. Nilai total yang mungkin dapat dicapai adalah 20.
f.
Petugas: 1 orang pengambil waktu.
1
orang pengamat
1 orang pencatat
hasil
Gambar 5. Lempar tangkap Bola Tenis
4. Instrumen
untuk mengambil data tembakan hukuman dari (Sodikun, 1992:125).
1. Tujuan:
Mengukur ketepatan tembakan hukuman
2. Perlengkapan:
Lapangan basket, bola basket, dan alat tulis.
3. Petunjuk:
Testee berdiri di daerah tembakan hukuman. Mendengar aba-aba “ya” testee
melakukan tembakan hukuman, tidak boleh menginjak atau melewati garis sebelum
bola lepas dari tangan. Percobaan dilakukan 10 kali.
4. Peraturan:
Boleh dilakukan dengan satu tangan.Bola boleh dipantul-pantulkan dulu.
5. Skor
: Setiap bola yang masuk diberi skor 1. Skor tes adalah jumlah bola yang masuk
syah ke basket.Penilaian:Makin banyak skor tes, makin baik.
Gambar 6. Shooting Freethrow
G. Rancangan
Analisis Data
Rancangan analisis data yang digunakan:
1.
Uji
normalitas populasi dengan uji Lillefors (Sudjana, 2005: 466-468).
2.
Uji
varians populasi gabungan dengan uji Bartlett (Sudjana, 2005: 261-164).
3.
Uji
Linieritas dan Uji Keberartian Regresi menggunakan Program Microsoft office excel
2007.
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
Variabel bebas yang telah ditentukan dalam penelitian ini
adalah fleksibilitas pergelangan tangan (X1) dan kekuatan otot lengan (X2). Sebagai variabel terikat
adalah kemampuan shooting
bola basket (Y). Hasil lengkap mengenai diskripsi data tes
awal dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil tes data dari pengukuran dapat
dilihat pada tabel 4.1
Tabel
4.1 Hasil Tes dari Pengukuran
No |
Nama |
Fleksibilitas
Pergelangan tangan (derajat) |
Koordinasi Mata Tangan
(kali) |
Tembakan Hukuman
(kali) |
Tscore |
Tscore |
Tscore |
||
1 |
M.Ramadhan Nor |
36.21 |
47.32 |
53.32 |
2 |
Rangga Putra |
36.21 |
65.76 |
60.61 |
3 |
Ali |
36.21 |
62.07 |
60.61 |
4 |
M.Nur Mahmudi |
49.40 |
51.01 |
53.32 |
5 |
M.Rizqi ridhani |
40.61 |
43.63 |
38.72 |
6 |
Muhammad Ilyasa |
40.61 |
65.76 |
46.02 |
7 |
M.Ali |
49.40 |
54.69 |
53.32 |
8 |
M.Fauzi Seff |
58.20 |
47.32 |
53.32 |
9 |
M.Ersal |
66.99 |
58.38 |
60.61 |
10 |
Abd.Aziz |
40.61 |
58.38 |
67.91 |
11 |
M.Bayu AP |
45.00 |
39.94 |
46.02 |
12 |
M.Fauzan Algifari |
45.00 |
43.63 |
53.32 |
13 |
M.Noval |
45.00 |
62.07 |
60.61 |
14 |
Rudy akbar |
49.40 |
36.25 |
46.02 |
15 |
M.Risyad |
49.40 |
51.01 |
53.32 |
16 |
Prayudha wijaya |
49.40 |
51.01 |
60.61 |
17 |
Asraf Akbar |
53.80 |
47.32 |
38.72 |
18 |
M.Rodlin Afif |
53.80 |
54.69 |
46.02 |
19 |
M.bagus K |
58.20 |
47.32 |
38.72 |
20 |
M.Chandra L |
62.59 |
25.19 |
31.43 |
21 |
Mukaffi zulkifli |
66.99 |
39.94 |
31.43 |
22 |
Yusuf El Noe |
66.99 |
47.32 |
46.02 |
1. Fleksibilitas
Data
hasil pengukuran Fleksibilitas pergelangan tangan dilambangkan
dengan X1. Berdasarkan
hasil perhitungan di
atas diperoleh nilai
rata-rata data fleksibilitas sebesar 95,34. Hal
ini dapat di
simpulkan bahwa setiap pemain basket SMA Negeri 1 Martapura
yang melakukan tes pengukuran Fleksibiltas memperoleh Fleksibilitas pergelangan tangan rata-rata
sebesar 95,34 dan berdasarkan tabel di
atas, standard deviasi
didapat sebesar 5,68. Hal ini
dapat diartikan bahwa
nilai yang diperoleh
antara setiap pemain basket SMA Negeri 1 Martapura bervariasi
yang jarak antara
nilai yang diperoleh adalah
sebesar 5,68.
Berdasarkan hasil
perhitungan yang tertera
pada tabel dan
chart di atas dapat
terlihat bahwa data Fleksibilitas
pergelangan tangan memiliki nilai
maksimal sebesar 105,00 dan nilai
minimal 87,50.
2. Koordinasi Mata Tangan
Data hasil Koordinasi
Mata Tangan dilambangkan dengan
X2. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh
nilai rata-rata dari
data Koordinasi Mata Tangan sebesar 11,73 Hal ini
dapat disimpulkan bahwa
setiap pemain basket SMA Negeri 1 Martapura yang melakukan
tes Koordinasi mata tangan memperoleh
nilai rata-rata sebesar 11,73 dan berdasarkan table di atas, standard deviasi di dapat sebesar
2,71. Hal ini dapat diartikan bahwa
nilai yang di peroleh antara setiap pemain basket SMA Negeri 1 Martapura yang
jarak nilai yang diperoleh adalah sebesar 2,71.
Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera pada tabel dan chart di
atas dapat terlihat bahwa data Koordinasi Mata Tangan memiliki nilai maksimal sebesar 16,00 dan
nilai minimal 5,00
3. Shooting
Data
hasil pengukuran Shooting tembakan
hukuman dilambangkan dengan Y. Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh
nilai rata -rata dari data Shooting sebesar 5,55. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa setiap pemain
basket SMA negeri 1 Martapura yang melakukan tembakan hukuman memperoleh
nilai jarak rata-rata sebesar 5,55 dan standard deviasi sebesar 1,37.
Berdasarkan
hasil perhitungan yang tertera pada tabel atas, dapat terlihat bahwa data
Shooting tembakan hukuman memiliki
nilai maksimal sebesar 8,00 dan memiliki nilai minimal sebesar 3,00.
B.
Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum menganalisis dengan menggunakan
hipotesis, penelitian terlebih dahulu mengadakan uji persyaratan analisis. Uji
persyaratan yang harus dilakukan terlebih dahulu meliputi uji normalitas, uji homogenitas,
uji linieritas, dan uji keberartian regresi dengan menggunakan Program
Microsoft office excel 2007.
1. Uji
Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji data
pengamatan berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Statistik uji
yang digunakan untuk asumsi normalitas adalah Statistik Uji Liliefors.
Hipotesis awal (Ho) yang digunakan adalah sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal. Pengambilan keputusan dilakukan dengan
membandingkan nilai mutlak dari perhitungan (Lo) dengan nilai mutlak
dari (Lt) pada tingkat signifikan α = 0,05.
Kriteria pengujian pada statistik Uji
Liliefors adalah jika nilai mutlak Lo melebihi dari nilai Lt
maka Ho ditolak. Hasil Uji Normalitas dalam penelitian ini dirangkum dalam
Tabel, dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran.
Tabel
4.2. Uji Normalitas
Variabel |
Lo |
Ltabel(α=0.05)(30) |
Kesimpulan |
X1 |
0,084 |
0,190 |
Normal |
X2 |
0,007 |
0,190 |
Normal |
Y |
0,032 |
0,190 |
Normal |
Keterangan:
X1 : Variabel Fleksibilitas
X2 : Variabel Koordinasi Mata Tangan
Y : Variabel Kemampuan Shooting
Lo : Harga mutlak
Lt (α=0.05) : Harga mutlak pada table
2. Uji
Homogenitas
Uji
homogenitas dalam penelitian ini adalah menguji homogenitas varians populasi,
yaitu Ho : diσx12 = σx22 = σy2.
Untuk uji homogenitas gabungan varians populasi tersebut menggunakan uji
Bartlet dengan statistika chi-kuadrat (χ2). Kriteria pengujian : “
Tolak hipotesis Ho jika χ2≥χ2 (1 -α ) ( k – 1 ), dimana χ2(1
-α ) ( k – 1 ) didapat dari daftar
distribusi chi-kuadrat dengan
peluang (1 -α ) dandk = ( k – 1 ), ( Sudjana, 2005 : 263 ).
Hasil
uji homogenitas gabungan varians dari dua sampel baik pada variabel fleksibiltas
pergelangan tangan (X1) terhadap kemampuan shooting (Y), dan variabel koordinasi mata tangan (X2) terhadap
kemampuan shooting (Y), seperti pada
tabel berikut ini:
Tabel
4.3. Hasil uji homogenitas gabungan dari dua sampel
Hipotesis |
Dk |
χ2 |
χ2(α
= 0.05)(2) |
Keputusan |
Ho : σx12 = σx22
= σy2 H1 : σx12 ≠
σx22 ≠ σy2 |
2 |
0 |
5.99 |
Homogen |
Keterangan:
Ho : Hipotesis nol
H1 :
Hipotesis alternatif
σx12 :
varian populasi variabel tes fleksibilitas (X1)
σx22 :
varian populasi variabel tes koordinasi mata tangan (X2)
σy2 :
varian populasi variabel tes kemampuan shooting
(Y)
dk : derajat kebebasan
χ2 :
Chi kuadrat perhitungan
χ2(α = 0.05)(2) : Chi-Kuadrat table
C.
Pengujian Hipotesis
1. Uji
Linieritas
Uji Linieritas
digunakan untuk mengetahui regresi yang terbentuk dari ketiga data adalah
linier atau tidak. Uji Linieritas pada penelitian ini dilakukan pada variabel fleksibilitas
pergelangan tangan (X1) terhadap kemampuan shooting (Y), dan koordinasi mata tangan (X2) terhadap kemampuan shooting (Y).
Hipotesis:
H0 : bentuk regresi linier
H1 : bentuk regresi tidak
linier
Kriteria Pengujian:
H0 ditolak jika Fo hitung
> α = 0,05
Hasil uji Linieritas dari ketiga data dapat dilihat di bawah ini:
Persamaan
linieritas
Y =
a + b X1 Y = 73,40 – 0,47 X1
Tabel
4.4. Uji Linieritas Antara X1 Terhadap Y
Value |
< α |
Kesimpulan |
0,028 |
0,05 |
Linier |
Berdasarkan hasil
perhitungan uji linieritas di atas, diperoleh nilai Value =
0,028 < 0,05 maka H0 diterima
maka dapat disimpulkan bahwa bentuk regresi antara X1 dan Y adalah Linier.
Persamaan Linieritas
Y = a + b X2 Y = 15,23 + 0,70 X2
Tabel
4.5. Uji Linieritas Antara X2 Terhadap Y
Value |
< α |
Kesimpulan |
0,00033 |
0,05 |
Linier |
Berdasarkan
hasil perhitungan uji linieritas diatas, diperoleh nilai Value = 0,00033 < 0,05 , maka H0 diterima
maka dapat disimpulkan bahwa bentuk regresi antara X2 dan Y adalah linier.
Y = 29,91 -
0,20 X1 + 0,61 X2.
Perhitungan dapat dilihat
pada halaman (66-69) lampiran (25-27)
2.
Uji Keberartian
Pengujian
hipotesis digunakan yaitu dengan Uji Keberartian regresi untuk mengetahui
regrisi yang terbentuk dari ketiga data adalah berarti atau tidak. Uji
Keberartian regresi pada penelitian ini dilakukan pada variabel fleksibilitas
pergelangan tangan (X1) terhadap kemampuan shooting (Y), dan koordinasi mata tangan (X2) terhadap kemampuan
shooting (Y).
Hipotesis:
H0 : bentuk regresi linier
H1 : bentuk regresi tidak
linier
Kriteria Pengujian:
H0 ditolak jika Fo hitung
> α = 0,05
Hasil uji Leberartian
dari ketiga data bisa dilihat tabel dibawah ini :
Tabel 4.6. Uji Keberartian Antara X1
Dengan Y
Signifikan |
> α |
Kesimpulan |
0,03 |
0,05 |
Berarti |
Berdasarkan
hasil perhitungan uji keberartian regresi diatas, diperoleh nilai Nilai F0
= 0.03 < 0.05, maka Ho diterima dapat disimpulkan bahwa regresi yang
terbentuk antara X1 dengan Y adalah Signifikan.
Tabel 4.7. Uji Keberartian Antara X2
Dengan Y
Signifikan |
> α |
Kesimpulan |
0,0003 |
0,05 |
Berarti |
Berdasarkan
hasil perhitungan uji keberartian regresi diatas, diperoleh Nilai F0 =
0.0003 < 0.05, maka Ho diterima dapat disimpulkan bahwa
regresi yang terbentuk antara X2 dengan Y adalah Signifikan.
Tabel 4.8. Uji Keberartian Antara X1,
X2 Dengan Y Ganda
Signifikan |
<
α
|
Kesimpulan |
0,001 |
0,05 |
Berarti |
Berdasarkan
hasil perhitungan uji keberartian regresi diatas, diperoleh Nilai F0 =
0,001 < 0,05, maka Ho diterima dapat
disimpulkan bahwa regresi yang terbentuk antara X1, X2
dengan Y adalah Signifikan.
Hasil
dari pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1.
Uji Hipotesis Kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting.
Syarat-syarat untuk pengujian
hipotesis telah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan perhitungan besarnya
kontribusi fleksibiltas pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting. Berdasarkan hasil perhitungan,
dapat diperoleh kontribusi relatif antara fleksibiltas pergelangan tangan
terhadap kemampuan shooting sebesar 21,91%.
Sedangkan untuk kontribusi efektif antara fleksibilitas pergelangan tangan
terhadap kemampuan shooting sebesar
18,00% dapat dilihat pada halaman (67) lampiran (25).
2.
Uji Hipotesis kontribusi koordinasi mata
tangan terhadap kemampuan shooting.
Syarat-syarat untuk pengujian
hipotesis telah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan perhitungan besarnya
kontribusi koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diperoleh kontribusi
relatif antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting sebesar 48,36%. Sedangkan untuk kontribusi efektif antara koordinasi
mata tangan terhadap kemampuan shooting
sebesar 45,78% dapat dilihat pada halaman (68) lampiran (26).
3.
Uji Hipotesis Kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting.
Syarat-syarat untuk pengujian
hipotesis telah terpenuhi, sehingga dapat dilakukan perhitungan besarnya Kontribusi
fleksibilitas pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting. Berdasarkan hasil perhitungan
maka dapat diperoleh kontribusi relatif antara Kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting sebesar 51,77%. Sedangkan untuk
kontribusi efektif antara Kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan dan
koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting
sebesar 46,69% dapat dilihat pada halaman (69) lampiran (27).
D.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil perhitungan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan dari data-data
penelitian yang telah dilakukan pengujian statistik antara variable fleksibilitas
pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting sebagai variabel terikatnya dan
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Fleksibilitas pergelangan tangan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap variabel kemampuan shooting, dilihat dari hasil pengujian regresi atau keberartian, fleksibilitas
pergelangan tangan memberikan masukan terhadap kemampuan
shooting. Dalam melakukan tembakan pergerakan pergelangan tangan harus bergerak
seluas mungkin, karena jika fleksibilitas pergelangan tangan baik maka
pergerakan putaran bola akan lebih terarah menuju target ring. Irama menembak
akan sinkron jika kemampuan sendi pergelangan tangan baik atau lentuk. Dengan
ini peneliti menyimpulkan bahwa ada kontribusi dari fleksibilitas
pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting, karena 1)
terlatihnya bagian sendi tangan sehingga memiliki kekuatan dan kecepatan yang
baik pada saat ingin melakukan tembakan ke ring, 2) mampu melakukan gerakan
pergelangan tangannya dalam suatu gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami
cedera, 3) fleksibilitas pergelangan tangan akan
menjamin keluasaan gerak pada persendian dan memudahkan otot, tendo, ligament,
serta persendian pada saat melakukan gerakan sehingga tercipta shooting yang
baik.
2. Koordinasi
mata tangan memberikan kontribusi sangat banyak terhadap kemampuan shooting.
Koordinasi dalam pelaksanaannya terdiri beberapa unsure fisik yang saling
berinteraksi satu dengan yamg lainnya. Gerakan dalam melakukan shooting terdiri
dari matadan tangan, koordinasi yang baik antara mata dan tangan merangkaikan
gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Koordinasi mata
tangan
memberikan pengaruh besar kepada pemain dalam menembak dengan ketepatan target
yang ingin dituju, karena 1) Semakin baik koordinasi mata tangan maka semakin kontrol
pemain dalam melakukan shooting, 2) Untuk
shooting menjadi akurat pemain harus dengan segera mengambil focus pada target,
pemain dengan cepat mengkoordinasikan letak ring, 3).Koordinasi yang baik antar
mata dan tangan serta dibantu dengan fleksibilitas pergelangan tangan yang baik
pula dapat mempengaruhi kecepatan, ketepatan, dan ketinggian bola saat
ditembakkan menuju kea rah ring.
3. Untuk
kontribusi fleksibiltas pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan
shooting juga ada kontribusi. Teknik
dalam melakukan shooting yaitu dengan
teknik BEEF, keberhasilan regu dalam permainan selalu ditentukan oleh
keberhasilan memasukkan bola ke ring. Arti dari shooting BEEF yaitu Balance,
Eyes, Elbow, dan Follow Through dimana fleksibilitas disimpulkan sebagai follow through dan koordinasi mata
tangan disimpulkan sebagai eyes dan elbow.
Ini membuat penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa ada kontribusi dari kedua
variabel bebas tersebut. Koordinasi mata tangan
adalah variable yang paling dominan kontribusinya terhadap kemampuan shoting bola basket pada pemain bola
basket SMA Negeri 1 Martapura. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan shooting (tembakan hukuman) utamanya
yang dibutuhkan memang bukan hanya kelentukan tetapi lebih kepada koordinasi
mata tangan, seorang pemain harus dengan cepat dapat mengukur letak target
untuk dapat melecutkan bola lebih terarah agar dapat menempatkan bola pas pada
sasaran yang diinginkan. Kemampuan berpikir yang menurun atau kelelahan pada
saat bermain dapat berpengaruh terhadap kemampuan shooting karena koordinasi mata tangan yang merespon gerakan
lanjutan terhadap shooting tersebut.
Sisanya juga ditentukan oleh faktor – faktor atau variabel lain.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Ada
kontribusi fleksibilitas
pergelangan tangan terhadap kemampuan shooting bola basket
pada pemain basket SMA Negeri 1 Martapura.
2. Ada
kontribusi koordinasi mata tangan terhadap kemampuan shooting bola basket
pada pemain basket SMA Negeri 1 Martapura.
3. Ada
kontribusi fleksibilitas pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan secara
bersama-sama terhadap kemampuan shooting bola basket pada pemain basket SMA Negeri 1 Martapura.
B.
Saran
1.
Bagi pelatih dan pemain pemain SMA Negeri 1 Martapura
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi untuk
berlatih agar dapat lebih meningkatkan kemampuan dalam permainan basket, khususnya untuk melakukan tembakan hukuman.
2.
Bagi peneliti sendiri hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan pengetahuan, berkenaan dengan
pengembangan materi khususnya dalam permainan bola basket.
3. Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis lebih lanjut dengan variable-variabel dan sampel yang lebih
0 Comments:
Posting Komentar