PENYELAMATAN DAN PERTOLONGAN DI AIR

PENYELAMATAN DAN PERTOLONGAN DI AIR



Renang adalah salah satu jenis olahraga yang cukup menyenangkan. Mulai dari anak-anak sampai usia dewasa sebagian besar menyukai renang. Hal ini karena olahraga renang biasanya digunakan sebagai sarana hiburan. Berenang adalah rangkaian gerakan ketika bergerak di air dan biasanya tanpa bantuan perlengkapan tertentu. Untuk dapat menguasai keterampilan renang dengan baik perlu terlebih dahulu menguasai teknik-teknik dasar seperti gerakan lengan, tungkai, dan pernapasan. Olahraga renang juga dapat melatih kelentukan, kekuatan, koordinasi tubuh, dan melatih keberanian. Olahraga renang dapat dimanfaatkan sebagai aktifi tas rekreasi, akan tetapi harus tetap waspada akan bahaya di air. Seringkali bahaya itu justru timbul dari diri sendiri. Penyebab terjadinya bahaya di air, antara lain adalah panik, gugup, sulit bernapas, dan kejang otot. Setiap orang hendaknya mampu mengendalikan diri terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan di air. Kemampuan mengatasi kecelakaan di air merupakan hal yang penting. Hal ini merupakan langkah awal sebagai usaha menghindarkan diri dari bahaya di air. Sikap kita saat masuk dalam kolam renang, sangat berpengaruh terhadap keselamatan diri dan orang lain. Semakin kita panik, maka air akan semakin menelan kita. Oleh sebab itu perlu sikap yang tenang saat beraktifi tas di air.

2.      Penyelamatan diri di air

Penyelamatan diri di air sangat penting bagi kita yang senang akan olahraga renang. Kecelakaan di air bisa terjadi kapan saja dan dapat berakibat fatal, karena korban akan mengalami kesulitan bernapas. Oleh karena itu kita harus menguasai dasar-dasar penyelamatan di air agar dapat mengantisipasinya. Adapun usaha penyelamatan diri di air yang perlu dikuasai sebagai berikut: a. Mempelajari kemampuan berenang dengan baik. b. Jika belum pandai berenang jangan berenang sendirian. c. Berenang di tempat atau daerah-daerah yang diperbolehkan menurut peraturan yang ada. d. Berusaha mempelajari cara-cara praktis memberi pertolongan atau penyelamatan diri, jika terjadi kecelakaan. e. Mematuhi instruksi guru sebelum turut serta dalam kegiatan olahraga air. f. Berusaha meminta pertolongan, jika sangat membutuhkan.

3.      Macam- macam gaya renang untuk keterampilan penyelamatan diri

a.      Gaya bebas

Renang Gaya bebas dibagi dalam 5 gerakan dasar yaitu

(1) posisi badan/ tubuh

(2) gerakan tungkai

 (3) gerakan lengan

(4) pernapasan dan

(5) koordinasi gerakan.

1) Posisi Badan/Tubuh Posisi tubuh yang baik di gaya bebas membuat segala sesuatu yang lain lebih mudah. Posisi tubuh pada gaya bebas hidrodinami satau streamline artinya hampir sejajar dengan permukaan air. Pada saat berenang posisi tubuh harus dijaga agar tubuh tetap lurus dan terjaga agar sejajar dengan permukaan air. Posisi hidung menghadap ke dasar kolam sebagai patokan ketika tubuh berada di dalam air. Posisi tubuh yang baik ketika didalam air adalah kepala menghadap ke dalam air sehingga permukaan air tepat pada batas rambut dan dahi. Ketika mengambil napas titik hidung arahkan ke pinggir kolam. Tubuh berputar pada garis pusat atau rotasinya. Hindari gerakan tungkai atau lengan yang menyebabkan tubuh menjadi naik turun atau berliuk-liuk

2) Gerakan Tungkai

Gerakan tungkai pada renang gaya bebas berfungsi sebagai stabilitator dan menjaga posisi badan agar tetap horizontal sehingga tahanan menjadi mengecil. Gerakan tungkai gaya bebas dilakukan turun naik bergantian secara menyilang dan mirip gerakan sewaktu berjalan. Gerakan tungkai dilakukan harus dimulai dari pangkal paha. Paha dan betis merupakan satu garis lurus tanpa tekukan pada lutut. Sikap tungkai lurus ini sampai pada ujung jari tungkai. Gerakan dilakukan dengan rileks, gerakan dari pangkal diperluas dengan tekukan sedikit pada lutut. Tendangan dilakukan dengan punggung tungkai yang kuat dan lurus dengan posisi lutut harus lentur. Pergelangan tungkai harus lemas dan bergerak terus sampai lutut menjadi lurus. Dalam keadaan tungkai lurus, diayunkan kembali ke atas sampai tumit mencapai permukaan air. Dalam gaya bebas gerakan tungkai ada 3 macam yaitu a) Dua cambukan tungkai (two beats kik) pada satu kali putaran lengan, b) Empat cambukan tungkai (four beats kick) pada satu kali putaran lengan, c) Enam cambukan tungkai (six beats kick) pada satu putaran lengan. Dua cambukan tungkai (two beats kick) pada satu kali putaran lengan, artinya satu kali kayuhan lengan kiri dan lengan kanan dua kali cambukan tungkai kiri dan kanan. Empat cambukan tungkai (four beats kick) pada satu kali putaran lengan, artinya satu kali kayuhan lengan kiri dan lengan kanan, empat kali cambukan tungkai kiri dn kanan. Enam cambukan tungkai (six beats kick) pada satu putaran lengan, artinya satu kali kayuhan lengan kiri daan lengan kanan enam kali cambukan tungkai kanan dan kiri.

 

3) Gerakan Lengan

Gerakan lengan pada renang gaya bebas sangat penting karena adanya laju tubuh ke depan yang merupakan hasil dari kayuhan lengan. Fungsi kayuhan lengan lebih dominan untuk membuat laju tubuh lebih cepat. Dibanding gerakan tungkai. Namun keduanya memiliki fungsi sangat penting untuk menjaga keseimbangan tubuh agar laju tubuh bisa lebih cepat. Pada rotasi gerakan lengan gaya bebas terdiri dari beberapa fase: fase entry (masuk) dan menjulur (strech), fase menangkap (cacth), fase menarik (pull), fase mendorong (push), dan fase pemulihan (recovery). Pada saat fase menangkap tangan masuk ke dalam air dimulai dengan ujung ibu jari lebih dulu masuk sehingga posisi telapak tangan miring menghadap keluar. Dengan posisi ini telapak tangan akan melakukan gerakan selanjutnya dengan cara mengiris air. Fase menangkap dilakukan setelah setelah fase masuk tangan ke permukaan air telah berakhir. Jari-jari tangan harus lemas dan lurus. Pada fase menarik tangan melakukan sapuan ke bawah dan ke dalam mendekati garis tengah tubuh lalu posisi jari menyilang melewati garis tengah tubuh (centre line). Fase mendorong dilakukan setelah fase menarik. Posisi telapak tangan berubah menjadi tegak lurus atau menghadap kebelakang sepenuhnya dengan mendorong hingga bagian bawah paha dan dipastikan sikut benar-benar lurus. Kemudian fase recovery adalah untuk menempatkan tangan dalam posisi gerakan untuk siap meelakukan entry. Perenang banyak memilih sikut tinggi. Karena dengan sikut tinggi pelemasan dan pemulihan tenaga lebih cepat diperoleh. Konsep sederhana gerakan lengan diatas yang harus dipahami dalam pembelajaran kayuhan tangan gaya bebas yaitu seperti fungsi dayung pada perahu terdapat fase-fase gerakan lengan gaya bebas yaitu: fase entry (masuk) dan menjulur (strech), fase menangkap (cacth), fase menarik (pull), fase mendorong (push), dan fase pemulihan (recovery).

 

4) Pernapasan

Pernapasan pada renang gaya bebas harus menjaga agar tubuh tetap streamline. Putaran kepala harus dilakukan dengan sumbu putaran. Putaran kepala ke arah lengan yang sedang melakukan gerakan tarikan untuk mengambil napas. Pengambilan napas pada renang gaya bebas, tergantung dari kenyamanan dari perenang, perenang dapat melakukan pengambilan nafas ke sebelah kanan atau ke sebelah kiri. Perlu diperhatikan oleh perenang pada waktu menarik tangan ke bawah air (tangan kanan atau tangan kiri) bersamaan dengan pengambilan napas ke permukaan air. Dan waktu lengan tersebut kembali ke depan (recovery) bersamaan muka kembali menghadap bawah untuk mengeluarkan napas melalui hidung. Pengambilan nafas yang baik adalah hanya satu arah saja. Artinya ke sebelah kanan saja atau kiri saja. “Mengeluarkan kepala dari air akan merusak gaya, cepat leah, memakan energi dan gerakan semakin lamban.”Pernapasan pada gaya bebas sangat mempengaruhi laju renang ketika pengambilan napas tidak dilakukan dengan benar semisal pengambilan napas dengan sedikit mengangkat kepala maka akan mengakibatkan tubuh tidk streamline dan akhirnya memperbesar hambatan sehingga mengurangi kecepatan laju renang.

Pengambilan nafas pada renang gaya bebas harus sesuai dengan irama kayuhan lengan dan tendangan tungkai. Cara membuang nafas ketika kepala masuk ke dalam air kemudian ketika kepala keluar dari permukaan air hanya melakukan pengambilan napas. Cara tersebut untuk mengefi siensikan pengaturan nafas. Pengambilan napas juga hanya dilakukan satu arah. Dengan arah ke kanan atau kekiri saja. Sehingga posisi badan tidak oleng

 

5) Koordinasi

“Koordinasi adalah kemampuan gerak tubuh pada saat untuk bekerja”. Selama melakukan koordinasi gerakan tungkai secara terus menerus bergerak melakukan cambukan ke atas dan ke bawah dengan irama yang tetap dan rilek. Kemudian lengan melakukan tarikan dimulai dari entry, cacth, pull, dan push. Ketika lengan yang melakukan tarikan telah selesai berada disamping paha kemudian mengambil napas. Posisi kepala tetap dijaga agar tidak keluar dari porosnya. Pada saat lengan masuk ke permukaan air, kepala segera masuk ke dalam air. Gerakan koordinasi dikatakan baik apabila antara gerakan tungkai, lengan, dan napas terjadinya sinkronisasi dalam irama yang tetap sehingga menghasilkan daya laju yang mulus.

 

 

b.      Gaya dada

Gaya dada disebut juga gaya katak. Karena berenangnya meniru gerakan katak. Perbedaannya, pada manusia sewaktu sikap meluncur kedua tungkai dan lengan lurus, sedang pada gerakan katak sikap seperti ini tidak dijumpai. Dalam abad ke-19, yang diajarkan di sekolah-sekolah termasuk di kalangan militer juga yang dilombakan hanya gaya katak saja, sehingga pada waktu itu gaya tersebut disebut schoolsiag (renang yang diajarkan di sekolah) yang diambil dari bahasa Belanda. Bagi seseorang yang menguasai gaya ini dia dapat berenang dalam jarak jauh atau pada waktu lama.

Aspek-aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam gaya dada ialah :

1) posisi badan;

2) gerakan tungkai;

3 gerakan lengan;

4) pengambilan nafas; dan

5) koordinasi gerakan.


1)      Posisi Badan

Dalam gaya dada posisi badan telungkup dan mendatar pada permukaan air. Tubuh dan seluruh anggota tubuh harus rileks; agar tidak mengeluarkan tenaga yang cuma-cuma. Sewaktu meluncur tubuh mendatar pada permukaan air. Pada waktu ambil nafas tubuh sedikit menurut dan letak kepala di atas permukaan air, dan lebih tinggi dibanding dengan tungkai.

2)      Gerakan Tungkai

Sikap permulaan, kedua tungkai lurus ke belakang dan rapat. Kedua tungkai ditarik, kedua tumit tetap berdekatan dan kedua lutut terpisah ± selebar bahu. Gerakan menarik kedua tungkai ini harus pelan-pelan, karena ini merupakan gerakan kontra. Selanjutnya kedua tungkai dibuka dan ditutup kembali dengan cepat dan merupakan pukulan cambuk, sehingga kedua tungkai lurus dan rapat kembali. Gerakan yang cepat dan pukulan cambuk ini badan akan meluncur. Saat meluncur maju tahanan ke muka kecil sekali, karena kedua tungkai dan kedua tangan lurus ke depan. Setelah kekuatan maju berkurang, gerakan menarik kedua tungkai dan gerakan mencambuk diulang lagi.

3)      Gerakan Lengan

Sikap permulaan kedua lengan lurus ke depan, telapak tangan meghadap ke bawah. Gerakan tangan pada gaya dada prinsipnya ada dua tahap: yaitu gerakan menarik dan kembali. Gerakan mendorong tidak ada, karena pada akhir gerakan menarik, kedua tangan segera kembali bersamaan gerakan pukulan kedua tungkai. Saat menarik kedua lengan, kedua sikut menyamping, kedua tangan terpisah melebar sampai kedua tangan di bawah dagu. Saat menarik kedua lengan, kepala terangkat untuk mengambil nafas. Selanjutnya telapak tangan menghadap ke bawah, kedua lengan diluruskan kembali ke depan bersamaan dengan merendahkan kepala ke dalam air untuk mengeluarkan nafas. Gerakan menarik harus dilakukan dengan kuat, karena untuk meluncur gerakan ke depan, sedang gerakan kembali dilakukan dengan pelan-pelan, karena ini merupakan gerakan kontra.

4)      Pengambilan Nafas

Gerakan pernafasan dilakukan bersamaan dengan gerakan lengan. Pengambilan nafas pada waktu mengangkat kepala keluar dari air sedang pengeluaran nafas dilakukan pada waktu kepala masuk di dalam air. Dengan kata lain pada akhir gerakan menarik oleh kedua lengan, kepala diangkat sampai mulut berada di atas permukaan air untuk segera mengambil nafas. Pada saat kedua lengan diluruskan kembali, kepala masuk kembali ke dalam air dan waktu itu mengeluarkan nafas. Pengambilan nafas melalui mulut, sedang mengeluarkan nafas melalui mulut atau mulut dan hidung.

5)      Koordinasi Gerakan

Setelah menguasai posisi badan, macam-macam gerakan tungkai, lengan/ tangan, dan cara pernafasan yang lebih penting lagi adalah adanya koordinasi yang baik sehingga merupakan gerakan yang serasi dan utuh dalam gaya dada. Koordinasi ini hanya dapat terjadi setelah melalui latihan yang sungguhsungguh dan terus-menerus. Anda diberi kesempatan untuk mempraktekan gerakan sebanyak mungkin sesuai dengan batas kemampuan. Ada dua pendapat tentang gerakan-gerakan yang lebih dahulu perlu dipelajari. Pendapat pertama mengatakan dalam gaya dada yang perlu dipelajari dahulu adalah gerakan tangan dan kepala sewaktu mengambil dan mengeluarkan nafas, baru kemudian dilanjutkan dengan gerakan tungkai. Sedang pendapat kedua gerakan tungkailah yang penting dipelajari dahulu, baru kemudian gerakan lengan dan kepala dalam hal pernafasan. Keseluruhan dan keutuhan gerakan untuk terkoordinasikan dengan baik dalam gaya dada diuraikan sebagai berikut:

Ini adalah saat-saat dimana gerakan tubuh meluncur maju. Dikatakan pula berakhirnya kedua tungkai, menutup dan gerakan cambuk dan kedua tangan lurus ke depan, kepala masuk ke dalam air, telapak tangan menghadap ke belakang. Kedua tangan ditarik, kepala khususnya mulut keluar di atas permukaan air untuk mengambil nafas melalui mulut, kedua tungkai tetap lurus ke belakang (b). Tarikan kedua tangan setelah sampai pada bagian bawah dada akan menuju ke dagu, kedua tungkai mulai ditarik ke depan dan dibuka (c). Kedua tungkai melakukan gerakan menutup, bersamaan dengan itu kedua tangan mulai akan meluruskan ke depan, kepala masuk ke air. Kedua tungkai mengakhiri gerakan menutup dengan cambukan pada pergelangan tungkai, kedua tangan kembali diluruskan ke depan, kepala masuk ke dalam air diikuti dengan mengeluarkan nafas melalui mulut atau mulut dan hidung. Saat-saat tubuh meluncur ke depan. Kedua tungkai lurus ke belakang, kedua tangan lurus ke depan, kepala masuk ke dalam air.

 

 

TINDAKAN CEPAT PERTOLONGAN GAWAT DARURAT DI AIR

 

1.      Pertolongan kecelakaan di air

Penyelamatan kecelakaan di air sangat penting dilakukan untuk menghindari adanya korban jiwa. Dalam hal ini kecelakaan bisa terjadi dimana saja, kapan saja, siapa saja, termasuk di kolam renang. Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga perlu untuk selalu siap siaga untuk melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap korban, maka dari itu perlunya dipahami cara menolong ketika ada kecelakaan di air.

Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang sedang mengalami kecelakaan di air, justru malah dia (si pemberi pertolongan) yang mengalami kecelakaan.

2.      Penyebab terjadinya kecelakaan

Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor. Anda harus dapat memahami beberapa hal yang dapat menyebabkan kecelakaan, sehingga anda dapat bertindak lebih hati-hati. Beberapa kecelakaan dapat terjadi karena kurangnya keterampilan, pengetahuan, pengawasan, kehati-hatian, dan juga karena keadaan fi sik yang kurang baik. Adapun beberapa penyebab kecelakaan di air antara lain sebagai berikut:

 a. Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.

b. Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang

c. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.

d. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.

3. Bentuk-bentuk pertolongan

a. Memberi pertolongan dengan jangkauan. Memberi pertolongan dengan jangkauan dari atas kolam dilakukan karena korban merasa didekat jangkauan.

     Cara memberikan pertolongan dengan jangkauan sebagai berikut:

1) Pertolongan dengan jangkauan dari dekat.

2) Pertolongan dengan jangkauan turun tangga.

3) Pertolongan dengan menggunakan ring pelampung.

4) Pertolongan dengan menggunakan ban.

b. Pertolongan pada korban yang masih dalam keadaan sadar. Anda dapat memberikan pertolongan dengan cara sebagai berikut:

1) Memberikan pertolongan dengan peralatan yang tersedia seperti ban dan pelampung atau barang lain yang dapat terapung. Penggunaannya diikatkan pada seutas tali, sehingga mudah ditarik.

2) Melakukan pertolongan langsung kepada korban jika korban berada dalam dasar kolam atau terapung-apung di permukaan air.

3) Jika korban masih dapat menggerakkan anggota tubuh (akibat tidak lancar berenang), pertolongan dapat dilakukan dengan mendorong tubuh korban ke arah sisi kolam secara perlahan-lahan.



 

3.      Pertolongan Kegawatdaruratan Di Air Menggunakan Alat Bantu



Untuk usaha penyalamatan di air terdapat berbagai perlengkapan pertolongan yang dibutuhkan oleh setiap orang yang melakukan aktivitas ini. Perlengkapanperlengkapan tersebut adalah sebagai berikut:

a.      Tali lintasan

Tali lintasan adalah tali yang berdiri dari rangkaian pelampung untuk pemisah antara daerah-daerah atau tempat yang dalam dan dangkal, sehingga orang bisa membedakannya. Atau pemisah antara kolam yang digunakan untuk loncat indah dengan tempat yang untuk orang berenang.

b.      Ring Pelampung

Alat ini adalah standar bagi perlengkapan pertolongan yang berada disetiap kolam atau tempat-tempat rekreasi yang sering dikunjungi.

c.       Tali Penolong

Tali penolong panjangnya berkisar antara 30-40 kaki. Salah satu ujungnya digulung benda yang berbeban melalui ikatan yang kuat membentuk bulatan dengan bahan yang cukup, sehingga kalau dilempar kearah kolam yang memerlukan bisa dilakukan dengan mudah.

d.      Tempat/Tangga Duduk Penolong.

Tempat/tangga penolong hendaknya berada 5-6 kaki dipinggir kolam renang. Jarak tersebut dapat memudahkan penolong mengawasi lingkungan sekitarnya dalam menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan.

e.      Papan Penolong

Papan penolong dibuat tidak dengan bahan yang mahal. Namun, manfaatnya terhadap pertolongan cukup besar. Bahannya cukup dari Plywood dengan lebar 18 inch, panjang 6,5 kaki dan tebal 0,75 inch.

f.        Ban Pengaman

Ban pengaman diperlukan dalam memberi pertolongan, terutama untuk mengangkut korban dari tengah kolam yang agak jauh dari jangkauan tepi. Alat tersebuat paling efektif digunakan apabila terjadi kecelakaan tenggelam, namun jauh dari tepi sehingga memaksa penolong untuk menggunakan alat tersebut dalam membawa korban.

 

5.      Pemberian pernapasan buatan



Adapun langkah-langkah cara melakukan pemberian pernapasan buatan sebagai berikut:

a. Tutup hidung dengan tangan dan menghembuskan napas secara langsung ke dalam mulut korban dvengan mengusahakan mulut tertutup rapat.

b. Lepaskan tangan pada lubang hidung dan mulut.

c. Perhatikan dada korban naik dengan sendirinya sebelum dilepaskan tadi.

d. Merasakan denyut nadi di leher korban.

e. Jika dada korban tidak mulai bangkit sendiri, ulangi proses ini dari nomor 1, sampai tiba bantuan profesional.

 

 

RANGKUMAN

 

Renang adalah salah satu jenis olahraga yang cukup menyenangkan yang disukai mulai dari anak-anak sampai usia dewasa. Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air, dan biasanya tanpa perlengkapan buatan. Untuk dapat menguasai gerakan renang yang baik perlu mempelajari teknik, seperti gerakan lengan, tungkai, dan pernapasan. Olahraga renang juga dapat melatih kelentukan, kekuatan, dan ketangkasan tubuh, dan melatih keberanian. Olahraga renang dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga, akan tetapi harus waspada akan bahaya di air. Bahaya itu justru timbul dari diri sendiri disebabkan panik, gugup, sulit bernapas, dan kejang otot. Adapun cara melakukan penyelamatan diri di air adalah mempelajari kemampuan berenang dengan baik, tidak berenang sendirian, berenang di tempat atau daerah menurut peraturan, berusaha mempelajari cara praktis memberi pertolongan atau penyelamatan diri, memahami cara memberikan pertolongan pernapasan buatan dan mematuhi instruksi sebelum turut serta kegiatan olahraga air. Ada dua gaya renang yang memungkinkan untuk keterampilan penyelamatan diri yaitu renang gaya bebas dan renang gaya dada.

 Pertolongan di air sangat penting dilakukan untuk orang yang mengalami kecelakaan. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, termasuk di kolam renang. Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga siap siaga untuk melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap korban, maka dari itu perlunya dipahami cara menolong ketika ada kecelakaan di air. Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa factor: kurangnya keterampilan, pengetahuan, pengawasan, kehatihatian, dan juga karena keadaan fi sik yang kurang baik. Adapun beberapa penyebab kecelakaan di air adalah tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang, tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang, tidak menguasai teknik berenang yang baik, dan terlalu lelah atau terlalu lama berenang. Beberapa bentuk pertolongan yang bisa digunakan seperti, memberi pertolongan dengan jangkauan dan pertolongan pada korban yang masih dalam keadaan sadar.


Artikel Word By Mochammad Farid Amrullah




0 Comments: