PENYAKIT MENULAR
Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga berisiko menularkan infeksi.A. A. Penyakit
Menular Seksual yang Disebabkan oleh Bakteri
Beberapa penyakit menular seksual akibat bakteri yang
akan dibahas di sini adalah sifilis, gonore, chlamydia, chancroid, granuloma
inguinale, dan lymphogranuloma venereum.
1. 1. Sifilis
Sifilis atau raja singa
adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Gejala awal sifilis adalah
munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin
tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi
ini akan bertahan selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya.
Perlu diperhatikan bahwa lesi sangat menular, sentuhan dengan lesi dapat
mengakibatkan seseorang tertular.
Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut
ke tahap yang berikutnya dalam 4-10 minggu setelah lesi hilang. Pada tahap
berikutnya, gejala yang mirip dengan flu seperti demam, nyeri pada
persendian, dan sakit kepala akan
muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita.
dibiarkan, infeksi
sifilis bisa bertahan di dalam tubuh selama beberapa tahun tanpa menimbulkan
gejala apapun. Yang perlu diwaspadai, selama masa itu bakteri akan menyebar ke
bagian tubuh lain dan dapat menyebabkan kondisi serius berupa kelumpuhan,
kebutaan, demensia, meningitis, gangguan jantung , dan masalah koordinasi.
Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah
bisa dilakukan. Terkadang gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit
sifilis, oleh karena itu segera lakukan tes darah jika mencurigai diri berisiko
terkena sifilis.
Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang, yaitu sekitar 2 minggu setelah pengobatan selesai. Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan Anda jika Anda terdiagnosis sifilis.
2. 2. Gonore atau
kencing nanah
Gonore atau
kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini
tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga bisa tidak diketahui sama sekali
jika dirinya terinfeksi. Bila menimbulkan gejala, pada penderita gonore dapat
ditemukan:
Gejala gonore pada pria:
- Pada ujung
penis keluar cairan berwarna putih, kuning, atau hijau.
- Rasa sakit
atau perih saat buang air kecil
- Peradangan
pada ujung penis
- Terkadang
ditemukan rasa sakit di sekitar buah zakar.
Gejala gonore pada wanita:
- Cairan
vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau.
- Sering
buang air kecil.
- Perih atau
rasa sakit saat buang air kecil.
- Rasa sakit
pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya.
- Perdarahan
pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau perdarahan berlebihan
ketika mengalami menstruasi.
- Gatal di
sekitar kelamin.
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian tubuh lain
bila terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina. Bagian tubuh lain yang
beresiko terkena gonore adalah rektum, mata, dan tenggorokan.
Diagnosis untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore
adalah dengan melakukan tes urine pada pria dan pemeriksaan cairan vagina pada
wanita. Selain itu, pengambilan sampel nanah dari bagian yang terinfeksi juga
bisa dilakukan.
Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah
bisa diobati dengan antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik
sesuai dosis dan jangka waktu yang dianjurkan, agar infeksi benar-benar lenyap.
Jika tidak ditangani dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan
kemandulan.
3. 3. Chlamydia
Chlamydia adalah jenis
penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang paling sering terjadi.
Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, sehingga penularan bisa
terjadi tanpa disadari. Pada sebagian orang, chlamydia bisa menimbulkan gejala,
seperti:
Gejala chlamydia pada wanita:
- Cairan
vagina tidak seperti biasanya.
- Perih atau
rasa sakit saat buang air kecil.
- Menstruasi
yang banyak.
- Perdarahan
diluar siklus haid.
- Sakit saat
melakukan hubungan seksual.
- Nyeri di
perut bagian bawah
Gejala chlamydia pada pria:
- Pada ujung
penis keluar cairan berwarna jernih atau putih
- Sakit pada
saat buang air kecil
- Rasa gatal
atau panas sekitar lubang penis
- Rasa sakit
dan pembengkakan di sekitar buah zakar
Untuk mendiagnosis chlamydia bisa dengan cara tes urine atau pengambilan
sampel cairan dari area yang terinfeksi.
Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi
antibiotik. Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter,
meski kondisi terasa sudah membaik. Lakukan tes urine atau pengambilan sampel
cairan alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai, hal ini untuk
memastikan infeksi benar-benar telah sembuh.
Infeksi chlamydia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Jika tidak dirawat, infeksi ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita. Pada wanita, chlamydia juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik. Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan dan menyebabkan bayi bisa mengalami infeksi mata atau paru-paru. Pada pria, chlamydia bisa menyebabkan peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididimitis, serta infeksi pada rektum.
4. 4. Chancroid
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus
ducreyl. Bisul kecil di alat kelamin akan muncul setelah 1-14 hari
seseorang terinfeksi chancroid. Sehari setelahnya, benjolan akan berubah
menjadi luka. Selain kemunculan luka, sebagian orang yang terinfeksi chancroid
akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bagian selangkangan. Pada
sebagian orang, pembengkakan ini bisa berkembang menjadi abses.
Tidak ada tes darah khusus untuk chancroid. Chancroid
biasanya didiagnosis dengan melihat luka yang muncul, pembengkakan kelenjar,
dan melakukan beberapa tes pemeriksaan untuk menyingkirkan PMS lainnya.
Pengobatan kondisi ini dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi
infeksi. Untuk abses kelenjar getah bening, prosedur drainase dengan jarum atau
operasi kecil bisa dijalankan.
5. 5. Donovanosis
Penyakit yang juga disebut granuloma inguinale ini
disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis. Penyebaran penyakit ini
biasa terjadi melalui vagina atau seks anal dan sangat jarang ditularkan
melalui seks oral. Kebanyakan penderita dari penyakit ini adalah pria.
Penyakit ini akan menggerogoti jaringan alat kelamin
secara perlahan. Jika terkena penyakit ini, penderita akan merasakan beberapa
gejala seperti:
- Muncul
luka di sekitar bokong serta benjolan berwarna merah di sekitar anus dan
alat kelamin.
- Alat
kelamin dan kulit di sekitarnya akan memudar warnanya.
- Lapisan
kulit perlahan terkelupas, kemudian benjolan akan membesar akibat proses
peradangan. Kulit tidak nyeri pada fase ini, tetapi mudah sekali berdarah.
- Kerusakan
jaringan bisa meluas hingga pangkal paha.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan
biopsi pada lesi penderita untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Jika
positif terkena donovanosis, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik pada
penderita untuk dikonsumsi selama 3 minggu.
Jika tidak ditangani dengan benar, penderita donovanosis
akan berisiko terkena beberapa komplikasi seperti:
- Kerusakan dan
pembentukan jaringan parut pada organ genital.
- Warna
kulit pada alat kelamin dan sekitarnya akan memudar.
- Pembengkakan
permanen pada organ genital akibat jaringan parut.
6. 6. Lymphogranuloma
Venereum
Penyakit yang juga dikenal dengan nama LGV atau penyakit
Durand-Nicholas-Favre ini disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia
trachomatis. Infeksi bakteri ini biasanya terjadi pada sistem limfatik.
LGV sendiri dibagi menjadi tiga, LGV primer, LGV sekunder dan LGV tersier.
Berikut beberapa ka rakteristik LGV primer:
- Gejala
muncul 3-21 hari setelah terjadi kontak antara seseorang dengan bakteri.
- Pria lebih
sering mengalami kondisi ini dibandingkan wanita.
- Muncul
beberapa kelompok lesi yang mirip dengan infeksi herpes.
- Penderita
biasanya akan mengalami gejala peradangan uretra (uretritis).
- Pada pria,
LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar penis hingga
uretra, serta anus.
- Pada
wanita, LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar vagina.
Sedangkan pada penderita LGV sekunder biasanya gejala muncul 10 sampai 30
hari setelah penderita terpapar bakteri namun butuh beberapa bulan untuk
berkembang. Beberapa ciri-cirinya adalah:
- Lesu.
- Nyeri pada
sendi.
- Demam.
- Sakit
kepala.
- Mual dan
muntah.
- Pembengkakan
nodus limfa.
- Muncul
bercak beralur.
- Kulit
penderita akan terkena eritema multiforme, urtikaria, eritema nodosum,
atau ruam.
Pada penderita LGV tersier, gejalanya baru akan muncul hingga 20 tahun
setelah penderita terinfeksi bakteri. Beberapa ciri LGV tersier lainnya adalah:
- Proktokolitis
(peradangan pada dubur dan usus besar).
- Rasa gatal
pada bagian bokong.
- Tinja
bercampur darah.
- Nyeri pada
dubur.
- Tenesmus
(muncul dorongan untuk buang air besar secara terus menerus).
- Penurunan
berat badan.
- Fibrosis
dubur.
- Esthiomene
(pembesaran granuloma menahun disertai ulserasi dan erosi pada alat
kelamin wanita).
Untuk mengobati LGV, biasanya dokter akan meresepkan antibotik. Dokter juga
bisa melakukan tindakan pembedahan untuk mengatasi LGV.
B. B. Penyakit Menular Seksual
yang Disebabkan oleh Virus
Herpes genital, kutil kelamin, molluscum contagiosum,
hepatitis B, hepatitis D, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh virus.
1. 1. Herpes Genital
Herpes genital adalah
penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut
HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV.
Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital
menjadi awal gejala herpes yang muncul.
Mungkin juga akan disertai gatal atau sakit saat membuang air kecil.
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan
bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi virus ini bisa
kembali aktif dan luka akan muncul kembali. Meskipun begitu luka yang terjadi
biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit dibandingkan dengan infeksi
pertama. Hal ini terjadi karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap
virus ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan
kemunculan kembali virus ini.
Diagnosis herpes genital bisa
dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul atau dengan
melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes
genital. Tapi, gejala yang terjadi bisa dikendalikan dengan obat-obatan
antivirus.
2. 2. Kutil Kelamin
Kutil kelamin atau
kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang
dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Terdapat 40
tipe virus HPV yang dapat menyerang alat kelamin, tetapi sebagian besar kutil
kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Kutil kelamin adalah kutil yang
muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak
menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan
terkadang bisa berdarah. Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh bergerombol
dan kemudian terlihat seperti kembang kol.
Kutil dapat muncul setelah beberapa bulan bahkan tahunan
setelah terjadinya infeksi HPV. Bahkan pada kebanyakan orang, kutil tidak
muncul sama sekali meskipun telah terinfeksi. Kutil dapat juga muncul pada
mulut atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral.
Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan
seksual. HPV bisa menyebar melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk
memastikan diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu, bisa juga dilakukan
tes khusus untuk mendiagnosis HPV dengan memeriksa vagina bagian dalam atau
saluran kencing pad pria.
Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa
melenyapkan virus HPV dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin
atau dubur bisa ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai
krim. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.
Meskipun tidak ada pengobatan untuk virus HPV, kutil
kelamin bisa dicegah dengan memberikan vaksin HPV. Penting untuk diketahui
bahwa vaksin HPV tidak dapat mencegah seluruh tipe HPV, konsultasikan dengan
dokter jenis vaksin HPV yang cocok dengan kebutuhan anda.
Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sel kanker secara teratur jika terinfeksi HPV.
3. 3. HIV
HIV atau human
immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagi
alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya saat melahirkan, maupun
melalui transfusi darah.
Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu
melawan infeksi maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat
untuk sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya
dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.
HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang
terjadi adalah gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam.
Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin
rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).
4. 4. Molluscum
contagiosum
Ini adalah infeksi kulit akibat virus yang menyebabkan
munculnya benjolan kecil berwarna seperti daging segar. Benjolan ini bisa
muncul terpisah atau berkelompok. Molluscum contagiosum menular melalui kontak
fisik dengan penderitanya, termasuk hubungan seksual.
Umumnya, benjolan Molluscum contagiosum muncul di sekitar
alat kelamin, badan, wajah, atau kelopak mata. Benjolan ini juga bisa meradang
dan berubah warna menjadi kemerahan ketika tubuh penderita melawan virusnya.
Infeksi virus ini akan tetap menular selama benjolan
masih ada. Biasanya benjolan akan muncul setelah 2 hingga 7 minggu sejak
terinfeksi, namun bisa saja muncul setelah 6 bulan. Untuk memastikan diagnosis
penyakit ini, dokter akan mengutamakan pemeriksaan fisik dan bila diperlukan
mungkin akan mengambil sampel untuk di periksa lebih lanjut.
Pada kebanyakan pasien, penyakit ini akan sembuh sendiri
dan benjolan akan hilang setelah 6-9 bulan. Khusus pada benjolan yang ada di
sekitar alat kelamin, dokter biasanya akan melakukan pengobatan untuk mencegah
penyebaran. Pengobatan yang bisa dilakukan meliputi membekukan benjolan dengan
prosedur seperti krioterapi, mengikis benjolan dengan tindakan kuret,
memberikan zat kimia pada benjolan, dan mengoleskan obat cair atau krim.
5. 5. Hepatitis B
Disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, hepatitis B
ternyata lebih mudah ditularkan melalui hubungan seksual daripada HIV. Virus
ini bisa ditemukan pada darah, cairan vagina, air liur, dan sperma. Seks oral,
dan khususnya seks anal, adalah cara yang bisa menularkan virus Hepatitis B.
Transplantasi organ dan penggunaan jarum suntik secara bergantian juga berisiko
menjadi cara penularan virus penyakit ini.
Gejala Hepatitis B biasanya baru akan muncul sekitar 2-5
bulan setelah penderita mengalami kontak dengan virus. Gejala awal muncul
seperti flu dan kemudian berkembang menjadi penyakit kuning. Pada fase
kronis, hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati.
Untuk memastikan diagnosis hepatitis, dapat dilakukan pemeriksaan
darah. Pemeriksaan darah yang dilakukan meliputi pemeriksaan antibodi dan
protein pada virus. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fungsi hati
untuk melihat kerusakan pada organ hati anda.
Hingga saat ini tidak ada pengobatan untuk menghilangkan
virus hepatitis. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan bertujuan untuk
menunda atau mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Meskipun begitu, terdapat
vaksin yang dapat melindungi dari infeksi hepatitis B.
6. 6. Hepatitis D
Hepatitis D adalah infeksi virus yang hanya bisa dialami
oleh seseorang yang mengidap infeksi hepatitis B aktif. Cara penularannya mirip
dengan hepatitis B, namun lebih sering terjadi pada pengguna jarum suntik yang
bergantian dibandingkan hubungan seksual..
Seperti halnya hepatitis B, penderita hepatitis D bisa
mengalami gejala parah secara tiba-tiba. Secara umum,infeksi hepatitis D akan
memperberat kerusakan dan gejala yang muncul setelah terkena hepatitis B.
C. c. Penyakit Menular Seksual
yang Disebabkan oleh Parasit
Terdapat pula beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan parasit,
antara lain:
1. 1. Kudis
atau scabies
Kudis adalah infeksi kulit yang
disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang sulit
terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa
ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan tidur,
atau handuk yang terinfeksi.
Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang
hebat terutama pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian
jari, pergelangan tangan dan kaki, ketiak, atau bisa juga di area kelamin.
Terkadang, kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam dan bintik kecil.
Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo
khusus. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama
beberapa lama.
2. 2. Kutu pada
rambut kemaluan
Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil
yang hidup di antara rambut tubuh, misalnya rambut kemaluan, bulu ketiak,
rambut tubuh, jenggot, alis, dan
bulu mata. Kutu ini memangsa darah manusia untuk bertahan hidup. Di kulit, kutu
ini merangkak dari rambut ke rambut dan tidak bisa melompat dari satu orang ke
orang lainnya. Penularan hanya terjadi dengan kontak tubuh langsung dan
seringkali terjadi saat hubungan seksual.
Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian
yang terinfeksi dan terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan
penderita. Selain itu penderita juga bisa menemukan serbuk kehitaman di celana
dalam atau bercak darah di kulit akibat gigitan kutu.
Jika merasakan gejala seperti tadi, anda terkadang bisa
melihat secara langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut
lain yang terasa gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo
khusus. Anda tidak perlu mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang
terinfeksi.
D. d. Penyakit Menular Seksual
yang Disebabkan oleh Protozoa
Trikomoniasis adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh parasit sangat kecil bernama Trichomonas
vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual.
Kebanyakan penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami
gejala apa pun, sampai ketika pasangan wanitanya mengalami gejala dan
didiagnosis menderita penyakit ini.
Gejala yang terjadi pada pria:
- Buang air
kecil lebih sering dari biasanya.
- Sensasi
rasa perih sesaat setelah buang air kecil atau usai ejakulasi.
- Cairan
penis berwarna keputihan.
- Inflamasi
pada kulup dan kulit penis.
Gejala yang terjadi pada wanita adalah:
- Cairan
vagina encer atau berbuih warna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap.
- Rasa sakit
dan gatal-gatal di sekitar vagina.
- Sakit atau
tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual atau buang air kecil.
Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan
pemeriksaan fisik, tes urine, dan pengambilan sampel cairan. Jika anda sangat
diduga menderita trikomoniasis, pengobatan dengan antibiotik akan dimulai
meskipun hasil pemeriksaan sampel belum muncul. Hal ini bertujuan agar infeksi
cepat sembuh dan kemungkinan penularan menurun.
E. e. Penyakit Menular Seksual
yang Disebabkan oleh Jamur
1. 1. Tinea cruris
Penyakit menular seksual ini adalah infeksi jamur yang
menyerang kulit di sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, serta bokong.
Penderita tinea cruris biasanya akan merasakan munculnya ruam kemerahan
berbentuk lingkaran yang terasa gatal pada bagian kulit yang terinfeksi.
Untuk memastikan tinea cruris, sampel akan diambil dari
kulit yang terinfeksi. Sampel kulit kemudian akan dilihat di mikroskop.
Meskipun begitu, kebanyakan dokter ahli kulit dapat mendiagnosis tinea cruris
hanya dengan mengenali ruam pada kulit pasien.
Tinea cruris dapat disembuhkan dengan pemberian obat
salep, semprot, bedak, atau losion anti-jamur. Namun, untuk menangani tinea
cruris yang sudah parah, penderita dapat menggunakan salep atau krim anti-jamur
yang lebih kuat, serta mengonsumsi pil anti-jamur yang bisa didapatkan dengan
resep dokter.
2. 2. Infeksi Candida
Infeksi jamur Candida albicans, biasanya menjadi
penyebab umum iritasi pada vagina. Namun pada pria, khususnya yang tidak sunat,
juga bisa mengalaminya. Selain di alat kelamin, jamur ini juga dapat ditemukan
di bibir, kuku, sekitar anus, dan bahkan saluran pencernaan.
Pada infeksi di vagina, penderita wanita biasanya akan
merasakan rasa gatal luar biasa di sekitar vagina, kulit di sekitar vagina akan
memerah dan terasa perih, serta keputihan yang menggumpal seperti keju.
Sedangkan pada penderita pria akan muncul ruam kemerahan pada penis, gatal dan
sensasi rasa perih pada ujung penis, serta bau tidak sedap.
Pengobatan pada infeksi candida tergantung pada lokasi, keparahan dan kondisi kesehatan penderita. Untuk di sekitar kelamin dapat diobati dengan pemberian krim, supositoria, atau tablet anti-jamur.
0 Comments:
Posting Komentar