JENIS-JENIS PENYAKIT MENULAR

JENIS-JENIS PENYAKIT MENULAR



PENYAKIT MENULAR


Penyakit menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah, sperma, cairan vagina, atau pun cairan tubuh lainnya.

Selain itu, penyebaran tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari seorang ibu kepada bayinya, baik saat mengandung atau ketika melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga berisiko menularkan infeksi.


MEMAHAMI DAMPAK ATAU AKIBAT PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

A. Memahami Dampak PMS

Penyakit menular seksual, atau PMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual. Hampir seluruh PMS dapat diobati. Namun, bahkan PMS yang mudah diobati seperti gonore telah menjadi resisten terhadap berbagai antibiotik generasi lama. PMS lain, seperti herpes, AIDS, dan kutil kelamin, seluruhnya adalah PMS yang disebabkan oleh virus, belum dapat disembuhkan. Beberapa dari infeksi tersebut sangat tidak mengenakkan, sementara yang lainnya bahkan dapat mematikan. Sifilis, AIDS, kutil kelamin, herpes, hepatitis, dan bahkan gonore seluruhnya sudah pernah dikenal sebagai penyebab kematian. Beberapa PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP), kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Sehingga, pendidikan mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahan penting untuk dilakukan.

Penting untuk diperhatikan bahwa kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Sebetulnya, tidak ada kontak seksual yang dapat benar-benar disebut sebagai “seks aman”. Satu-satunya yang betul-betul “seks aman” adalah abstinensia. Hubungan seks dalam konteks hubungan monogamy di mana kedua individu bebas dari PMS juga dianggap “aman”. Kebanyakan orang menganggap berciuman sebagai aktivitas yang aman. Sayangnya, sifilis, herpes dan penyakit-penyakit lain dapat menular lewat aktivitas yang nampaknya tidak berbahaya. Semua bentuk lain kontak seksual juga berisiko.

Beberapa penyakit menular seksual:

  1. Klamidia – klamidia adalah PMS yang sangat berbahaya dan biasanya tidak menunjukkan gejala; 75% dari perempuan dan 25% dari pria yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali.

  2. Gonore – gonore adalah salah satu PMS yang sering dilaporkan. 40% penderita akan mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) jika tidak diobati, dan hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan.

  3. Hepatitis B – vaksin pencegahan penyakit ini sudah ada, tapi sekali terkena penyakit ini tidak dapat disembuhkan; dapat menyebabkan kanker hati.

  4. Herpes – terasa nyeri dan dapat hilang timbul; dapat diobati untuk mengurangi gejala. HIV/AIDS – dikenal pertama kali pada tahun 1984, AIDS adalah penyebab kematian ke enam pada laki-laki dan perempuan muda. Virus ini fatal dan menimbulkan rasa sakit yang cukup lama sebelum kemudian meninggal.

  5. Human Papilloma Virus (HPV) & Kutil kelamin – PMS yang paling sering, 33% dari perempuan memiliki virus ini, yang dapat menyebabkan kanker serviks dan penis serta nyeri pada kelamin.

  6. Sifilis – jika tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan otak dan hati yang serius.

  7. Trikomoniasis – dapat menyebabkan keputihan yang berbusa atau tidak ada gejala sama sekali. Pada perempuan hamil dapat menyebabkan kelahiran premature.

Dampak / akibat PMS Perempuan dibawah usia 16 tahun yang pernah melakukan hubungan seks bebas akan beresiko tinggi terkena kanker serviks, beresiko tertular penyakit menular seksual (PMS), mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) yang bisa menyebabkan kemandulan. Terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian.

Dampak psikologis yang seringkali terlupakan ketika terkena PMS adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu, kesepian, tidak punya bantuan, binggung, stress, benci pada diri sendiri, benci pada orang yang terlibat, takut tidak jelas, insomnia (sulit tidur), kehilangan percaya diri, gangguan makan, kehilangan konsentrasi, depresi, berduka, tidak bisa memaafkan diri sendiri, mimpi buruk, merasa hampa, halusinasi, sulit mempertahankan hubungan/komunikasi dengan sesama, seorang remaja akan semakin nekad/membangkang dan tidak patuh lagi pada orang tua, terlibat konfrontasi dengan sanak saudara lainnya, melemahkan perekonomian, produktivitas menurun, kondisi fisik dan mental yang menurun karena takut akan hukuman Tuhan.

B. Memahami Penanggulangan PMS

  1. Penanggulangan PMS terhadap Diri Sendiri Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan penyakit menular seksual adalah:

  1. Bersikap setia dengan pasangan Yang menjadi penyebab dari penyakit menular seksual adalah karena berganti-ganti pasangan. Berganti-ganti pasangan merupakan salah satu tren yang saat ini sudah mewabah di masyarakat kota besar. Pemikiran-pemikiran seperti itulah yang mendorong seseorang untuk terjun pada dunia hitam bernama pergaulan bebas. Pencegahan penyakit menular seksual adalah dengan menghindari pergaulan bebas dan bersikap setia dengan pasangan sah / halal. Ingatlah akan dampak yang akan diterima ketika keinginan untuk melakukan penyimpangan tersebut ada. Dengan cara bersikap setia pada pasangan merupakan salah satu antisipasi agar banyak orang yang terhindar dari PMS. Apa susahnya bersikap setia dengan pasangan? Terlebih bila hal tersebut bermanfaat bagi perkembangan generasi berkualitas kita semua.

  2. Memastikan jarum suntik yang kita pakai steril (ketika kita butuh untuk disuntik: menerima donor darah) Pencegahan penyakit menular seksual yang berikutnya adalah dengan cara memastikan jarum suntik yang kita pakai steril dan tidak pernah dipakai oleh orang yang mengidap PMS. Selain tertular lewat hubungan seksual, PMS juga ditularkan melalui jarum suntik yang habis dipakai oleh pengidap PMS. Bagaimana cara memastikan bahwa jarum suntik yang kita pakai di rumah sakit tersebut steril? Sebagai pasien, kita berhak bertanya kepada dokter apakah jarum suntik yang dipakai steril. Jangan segan-segan untuk meminta jarum suntik yang steril karena hal tersebut adalah hak kita sebagai pasien.

  3. Menjaga kesehatan organ intim Pencegahan penyakit menular seksual berikutnya adalah berusaha untuk tetap membersihkan organ intim dan menjaga kesehatannya. Kadang-kadang kita mungkin sering sembrono dengan membiarkan begitu saja atau dibersihkan ala kadarnya atas organ intim kita. Padahal tentunya organ intim membutuhkan penanganan dan perawatan khusus. Ada ungkapan yang menyatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Itu sebabnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang paling tepat daripada mengobati. Pencegahan artinya waspada sedangkan mengobati berarti memperbaiki sesuatu yang sudah rusak.

  4. Perkuat sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat: konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan tinggi Vitamin C/D/E, rutin berolahraga, dan pola hidup yang teratur.

  5. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin bila termasuk aktif secara seksual dan terindikasi melakukan hubungan seks tidak aman.

2. Pencegahan PMS terhadap Keluarga menjadi salah satu kelompok tempat yang paling efektif dalam penanggulangan PMS. Memberikan pemahaman akan dampak yang diakibatkan oleh PMS di dalam keluarga memberikan pengertian pengaruh yang sangat besar. Keluarga harus menganggap masalah PMS menjadi hal yang penting sehingga keharmonisan berumah tangga dapat terjaga dan terhindar dari PMS. Beberapa hal yang dapat dilakukan di keluarga :

  1. Pencegahan non seksual dapat dilakukan dengan mengadakan pemeriksaan donor darah sehingga darah akan terbebas dari HIV AIDS.

  2. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit HIV AIDS, PMS sangat penting. Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

3. Penanggulangan PMS terhadap Masyarakat

  1. Penyuluhan yang intensif tentang bahaya penyakit PMS sangat penting. Hindari seks bebas dan narkoba yang akan merusak generasi muda bangsa.

  2. Memberikan penyuluhan akan bahayanya penyakit menular seksual untuk itu mereka harus mengerti akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.

  3. Memberitahu bagaimana cara-cara dalam pencegahan penyakit menular seksual. Memberitahukan akan arti pentingnya pencegahan penyakit menular seksual.

  4. Memberikan kesadaran akan arti pentingnya sikap setia.

  5. Memberikan kesadaran apa akibat bila berganti-ganti pasangan.

  6. Memberikan kesadaran apa akibat bila tidak bisa menjaga kebersihan organ intim.

Adapun hal-hal yang bisa menghambat proses pencegahan penyakit menular seksual adalah:

  1. Banyaknya masyarakat yang belum terlalu yakin akan pengetahuan mengenai PMS. Mereka masih menganggap bahwa PMS adalah penyakit biasa yang tidak berisiko.

  2. Banyak profesi-profesi yang melibatkan hal-hal yang bersifat vulgar dan profesi tersebut tidak bisa dibabat habis bahkan makin bertambah dari waktu ke waktu. Masyarakat yang kurang mendukung pelaksanaan program tersebut karena kurangnya pengetahuan dan terbatasnya pendidikan.

  3. Banyak orang-orang yang masih menyepelekan masalah penyakit menular seksual.

  4. Banyak orang yang masih berpikiran bahwa PMS bisa disembuhkan sehingga mereka masih menganggap PMS bukanlah masalah yang serius.

  5. Banyak orang-orang yang baru sadar akan kesalahannya ketika mereka berbuat salah atau dengan kata lain menyesal kemudian dan tidak ada gunanya.

  6. Kurang adanya motivasi yang kuat dari beberapa kelompok masyarakat untuk mencegahnya.

  7. Sesungguhnya pencegahan penyakit menular seksual merupakan langkah yang tepat bila seseorang ingin hidupnya terhindar dari masalah PMS.

A.   A.  Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Bakteri

Beberapa penyakit menular seksual akibat bakteri yang akan dibahas di sini adalah sifilis, gonore, chlamydia, chancroid, granuloma inguinale, dan lymphogranuloma venereum.

1.      1. Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan selama 1,5 bulan dan kemudian menghilang dengan sendirinya. Perlu diperhatikan bahwa lesi sangat menular, sentuhan dengan lesi dapat mengakibatkan seseorang tertular.

Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke tahap yang berikutnya dalam 4-10 minggu setelah lesi hilang. Pada tahap berikutnya, gejala yang mirip dengan flu seperti demam, nyeri pada persendian, dan sakit kepala akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami penderita.

 dibiarkan, infeksi sifilis bisa bertahan di dalam tubuh selama beberapa tahun tanpa menimbulkan gejala apapun. Yang perlu diwaspadai, selama masa itu bakteri akan menyebar ke bagian tubuh lain dan dapat menyebabkan kondisi serius berupa kelumpuhan, kebutaan, demensia, meningitis, gangguan jantung , dan masalah koordinasi.

Untuk memastikan diagnosis sifilis, tes darah bisa dilakukan. Terkadang gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, oleh karena itu segera lakukan tes darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis.

Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati sifilis. Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis benar-benar hilang, yaitu sekitar 2 minggu setelah pengobatan selesai. Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan Anda saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan Anda jika Anda terdiagnosis sifilis.

2.     2.  Gonore atau kencing nanah

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa pun, sehingga bisa tidak diketahui sama sekali jika dirinya terinfeksi. Bila menimbulkan gejala, pada penderita gonore dapat ditemukan:

Gejala gonore pada pria:

  • Pada ujung penis keluar cairan berwarna putih, kuning, atau hijau.
  • Rasa sakit atau perih saat buang air kecil
  • Peradangan pada ujung penis
  • Terkadang ditemukan rasa sakit di sekitar buah zakar.

Gejala gonore pada wanita:

  • Cairan vagina yang encer dan berwarna kuning atau hijau.
  • Sering buang air kecil.
  • Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
  • Rasa sakit pada perut bagian bawah pada saat berhubungan seks atau setelahnya.
  • Perdarahan pada saat berhubungan seks atau setelahnya, atau perdarahan berlebihan ketika mengalami menstruasi.
  • Gatal di sekitar kelamin.

Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian tubuh lain bila terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina. Bagian tubuh lain yang beresiko terkena gonore adalah rektum, mata, dan tenggorokan.

Diagnosis untuk memastikan apakah Anda terinfeksi gonore adalah dengan melakukan tes urine pada pria dan pemeriksaan cairan vagina pada wanita. Selain itu, pengambilan sampel nanah dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan.

Sama seperti sifilis, infeksi gonore atau kencing nanah bisa diobati dengan antibiotik. Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka waktu yang dianjurkan, agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani dengan baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.

3.      3. Chlamydia

Chlamydia adalah jenis penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini merupakan penyakit menular seksual yang paling sering terjadi. Beberapa orang tidak merasakan gejala sama sekali, sehingga penularan bisa terjadi tanpa disadari. Pada sebagian orang, chlamydia bisa menimbulkan gejala, seperti:

Gejala chlamydia pada wanita:

  • Cairan vagina tidak seperti biasanya.
  • Perih atau rasa sakit saat buang air kecil.
  • Menstruasi yang banyak.
  • Perdarahan diluar siklus haid.
  • Sakit saat melakukan hubungan seksual.
  • Nyeri di perut bagian bawah

Gejala chlamydia pada pria:

  • Pada ujung penis keluar cairan berwarna jernih atau putih
  • Sakit pada saat buang air kecil
  • Rasa gatal atau panas sekitar lubang penis
  • Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar buah zakar

Untuk mendiagnosis chlamydia bisa dengan cara tes urine atau pengambilan sampel cairan dari area yang terinfeksi.

Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik. Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski kondisi terasa sudah membaik. Lakukan tes urine atau pengambilan sampel cairan alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai, hal ini untuk memastikan infeksi benar-benar telah sembuh.

Infeksi chlamydia juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Jika tidak dirawat, infeksi ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita. Pada wanita, chlamydia juga bisa menyebabkan kehamilan ektopik. Infeksi ini juga bisa ditularkan saat melahirkan dan menyebabkan bayi bisa mengalami infeksi mata atau paru-paru. Pada pria, chlamydia bisa menyebabkan peradangan pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididimitis, serta infeksi pada rektum. 

4.    4.  Chancroid

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyl. Bisul kecil di alat kelamin akan muncul setelah 1-14 hari seseorang terinfeksi chancroid. Sehari setelahnya, benjolan akan berubah menjadi luka. Selain kemunculan luka, sebagian orang yang terinfeksi chancroid akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bagian selangkangan. Pada sebagian orang, pembengkakan ini bisa berkembang menjadi abses.

Tidak ada tes darah khusus untuk chancroid. Chancroid biasanya didiagnosis dengan melihat luka yang muncul, pembengkakan kelenjar, dan melakukan beberapa tes pemeriksaan untuk menyingkirkan PMS lainnya. Pengobatan kondisi ini dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi. Untuk abses kelenjar getah bening, prosedur drainase dengan jarum atau operasi kecil bisa dijalankan.

5.      5. Donovanosis

Penyakit yang juga disebut granuloma inguinale ini disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis. Penyebaran penyakit ini biasa terjadi melalui vagina atau seks anal dan sangat jarang ditularkan melalui seks oral. Kebanyakan penderita dari penyakit ini adalah pria.

Penyakit ini akan menggerogoti jaringan alat kelamin secara perlahan. Jika terkena penyakit ini, penderita akan merasakan beberapa gejala seperti:

  • Muncul luka di sekitar bokong serta benjolan berwarna merah di sekitar anus dan alat kelamin.
  • Alat kelamin dan kulit di sekitarnya akan memudar warnanya.
  • Lapisan kulit perlahan terkelupas, kemudian benjolan akan membesar akibat proses peradangan. Kulit tidak nyeri pada fase ini, tetapi mudah sekali berdarah.
  • Kerusakan jaringan bisa meluas hingga pangkal paha.

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan biopsi pada lesi penderita untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium. Jika positif terkena donovanosis, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik pada penderita untuk dikonsumsi selama 3 minggu.

Jika tidak ditangani dengan benar, penderita donovanosis akan berisiko terkena beberapa komplikasi seperti:

  • Kerusakan dan pembentukan jaringan parut pada organ genital.
  • Warna kulit pada alat kelamin dan sekitarnya akan memudar.
  • Pembengkakan permanen pada organ genital akibat jaringan parut.

6.    6.  Lymphogranuloma Venereum

Penyakit yang juga dikenal dengan nama LGV atau penyakit Durand-Nicholas-Favre ini disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi bakteri ini biasanya terjadi pada sistem limfatik.

LGV sendiri dibagi menjadi tiga, LGV primer, LGV sekunder dan LGV tersier. Berikut beberapa ka rakteristik LGV primer:

  • Gejala muncul 3-21 hari setelah terjadi kontak antara seseorang dengan bakteri.
  • Pria lebih sering mengalami kondisi ini dibandingkan wanita.
  • Muncul beberapa kelompok lesi yang mirip dengan infeksi herpes.
  • Penderita biasanya akan mengalami gejala peradangan uretra (uretritis).
  • Pada pria, LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar penis hingga uretra, serta anus.
  • Pada wanita, LGV primer akan berdampak pada bagian tubuh di sekitar vagina.

Sedangkan pada penderita LGV sekunder biasanya gejala muncul 10 sampai 30 hari setelah penderita terpapar bakteri namun butuh beberapa bulan untuk berkembang. Beberapa ciri-cirinya adalah:

  • Lesu.
  • Nyeri pada sendi.
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Mual dan muntah.
  • Pembengkakan nodus limfa.
  • Muncul bercak beralur.
  • Kulit penderita akan terkena eritema multiforme, urtikaria, eritema nodosum, atau ruam.

Pada penderita LGV tersier, gejalanya baru akan muncul hingga 20 tahun setelah penderita terinfeksi bakteri. Beberapa ciri LGV tersier lainnya adalah:

  • Proktokolitis (peradangan pada dubur dan usus besar).
  • Rasa gatal pada bagian bokong.
  • Tinja bercampur darah.
  • Nyeri pada dubur.
  • Tenesmus (muncul dorongan untuk buang air besar secara terus menerus).
  • Penurunan berat badan.
  • Fibrosis dubur.
  • Esthiomene (pembesaran granuloma menahun disertai ulserasi dan erosi pada alat kelamin wanita).

Untuk mengobati LGV, biasanya dokter akan meresepkan antibotik. Dokter juga bisa melakukan tindakan pembedahan untuk mengatasi LGV.

B.     B. Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Virus

Herpes genital, kutil kelamin, molluscum contagiosum, hepatitis B, hepatitis D, dan HIV adalah contoh-contoh penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus.

1.      1. Herpes Genital

Herpes genital adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut HSV. Gejala herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV. Luka melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital menjadi awal gejala herpes yang muncul. Mungkin juga akan disertai gatal atau sakit saat membuang air kecil.

Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi virus ini bisa kembali aktif dan luka akan muncul kembali. Meskipun begitu luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan tidak terlalu sakit dibandingkan dengan infeksi pertama. Hal ini terjadi karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan kemunculan kembali virus ini.

Diagnosis herpes genital bisa dilakukan dengan pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul atau dengan melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan herpes genital. Tapi, gejala yang terjadi bisa dikendalikan dengan obat-obatan antivirus.

2.      2. Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human papillomavirus (HPV). Terdapat 40 tipe virus HPV yang dapat menyerang alat kelamin, tetapi sebagian besar kutil kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11. Kutil kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan terkadang bisa berdarah. Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh bergerombol dan kemudian terlihat seperti kembang kol.

Kutil dapat muncul setelah beberapa bulan bahkan tahunan setelah terjadinya infeksi HPV. Bahkan pada kebanyakan orang, kutil tidak muncul sama sekali meskipun telah terinfeksi. Kutil dapat juga muncul pada mulut atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral.

Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa menyebar melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu, bisa juga dilakukan tes khusus untuk mendiagnosis HPV dengan memeriksa vagina bagian dalam atau saluran kencing pad pria.

Tidak ada pengobatan atau penanganan yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan prosedur pembekuan, terapi laser, atau memakai krim. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat kutil yang besar.

Meskipun tidak ada pengobatan untuk virus HPV, kutil kelamin bisa dicegah dengan memberikan vaksin HPV. Penting untuk diketahui bahwa vaksin HPV tidak dapat mencegah seluruh tipe HPV, konsultasikan dengan dokter jenis vaksin HPV yang cocok dengan kebutuhan anda.

Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan untuk melakukan pemeriksaan sel kanker secara teratur jika terinfeksi HPV.

3.    3.  HIV

HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu kepada bayinya saat melahirkan, maupun melalui transfusi darah.

Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul akibat HIV.

HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi adalah gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam. Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan makin rentan terhadap berbagai infeksi.

Jika merasa berisiko terinfeksi virus HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya adalah dengan melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS= Konseling dan Tes HIV Sukarela).

4.      4. Molluscum contagiosum

Ini adalah infeksi kulit akibat virus yang menyebabkan munculnya benjolan kecil berwarna seperti daging segar. Benjolan ini bisa muncul terpisah atau berkelompok. Molluscum contagiosum menular melalui kontak fisik dengan penderitanya, termasuk hubungan seksual.

Umumnya, benjolan Molluscum contagiosum muncul di sekitar alat kelamin, badan, wajah, atau kelopak mata. Benjolan ini juga bisa meradang dan berubah warna menjadi kemerahan ketika tubuh penderita melawan virusnya.

Infeksi virus ini akan tetap menular selama benjolan masih ada. Biasanya benjolan akan muncul setelah 2 hingga 7 minggu sejak terinfeksi, namun bisa saja muncul setelah 6 bulan. Untuk memastikan diagnosis penyakit ini, dokter akan mengutamakan pemeriksaan fisik dan bila diperlukan mungkin akan mengambil sampel untuk di periksa lebih lanjut.

Pada kebanyakan pasien, penyakit ini akan sembuh sendiri dan benjolan akan hilang setelah 6-9 bulan. Khusus pada benjolan yang ada di sekitar alat kelamin, dokter biasanya akan melakukan pengobatan untuk mencegah penyebaran. Pengobatan yang bisa dilakukan meliputi membekukan benjolan dengan prosedur seperti krioterapi, mengikis benjolan dengan tindakan kuret, memberikan zat kimia pada benjolan, dan mengoleskan obat cair atau krim.

5.     5.  Hepatitis B

Disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, hepatitis B ternyata lebih mudah ditularkan melalui hubungan seksual daripada HIV. Virus ini bisa ditemukan pada darah, cairan vagina, air liur, dan sperma. Seks oral, dan khususnya seks anal, adalah cara yang bisa menularkan virus Hepatitis B. Transplantasi organ dan penggunaan jarum suntik secara bergantian juga berisiko menjadi cara penularan virus penyakit ini.

Gejala Hepatitis B biasanya baru akan muncul sekitar 2-5 bulan setelah penderita mengalami kontak dengan virus. Gejala awal muncul seperti flu dan kemudian berkembang menjadi penyakit kuning. Pada fase kronis, hepatitis B dapat menyebabkan kerusakan permanen pada hati.

Untuk memastikan diagnosis hepatitis, dapat dilakukan pemeriksaan darah. Pemeriksaan darah yang dilakukan meliputi pemeriksaan antibodi dan protein pada virus. Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fungsi hati untuk melihat kerusakan pada organ hati anda.

Hingga saat ini tidak ada pengobatan untuk menghilangkan virus hepatitis. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan bertujuan untuk menunda atau mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Meskipun begitu, terdapat vaksin yang dapat melindungi dari infeksi hepatitis B.

6.      6. Hepatitis D

Hepatitis D adalah infeksi virus yang hanya bisa dialami oleh seseorang yang mengidap infeksi hepatitis B aktif. Cara penularannya mirip dengan hepatitis B, namun lebih sering terjadi pada pengguna jarum suntik yang bergantian dibandingkan hubungan seksual..

Seperti halnya hepatitis B, penderita hepatitis D bisa mengalami gejala parah secara tiba-tiba. Secara umum,infeksi hepatitis D akan memperberat kerusakan dan gejala yang muncul setelah terkena hepatitis B.

C.    c. Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Parasit

Terdapat pula beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan parasit, antara lain:

1.     1.  Kudis atau scabies

Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Tungau yang sulit terlihat oleh mata ini menggali dan hidup di dalam kulit. Parasit ini bisa ditularkan melalui kontak tubuh secara langsung, melalui baju, peralatan tidur, atau handuk yang terinfeksi.

Gejala utama dari kudis adalah munculnya rasa gatal yang hebat terutama pada malam hari. Rasa gatal ini sering kali muncul di bagian jari, pergelangan tangan dan kaki, ketiak, atau bisa juga di area kelamin. Terkadang, kudis juga bisa mengakibatkan munculnya ruam dan bintik kecil.

Kondisi ini bisa ditangani dengan memakai krim atau sampo khusus. Setelah pengobatan, terkadang rasa gatal masih tetap ada selama beberapa lama.

2.     2.  Kutu pada rambut kemaluan

Kutu pada rambut kemaluan adalah serangga parasit kecil yang hidup di antara rambut tubuh, misalnya rambut kemaluan, bulu ketiak, rambut tubuh, jenggot, alis, dan bulu mata. Kutu ini memangsa darah manusia untuk bertahan hidup. Di kulit, kutu ini merangkak dari rambut ke rambut dan tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lainnya. Penularan hanya terjadi dengan kontak tubuh langsung dan seringkali terjadi saat hubungan seksual.

Gejala utama yang terjadi adalah rasa gatal pada bagian yang terinfeksi dan terjadinya peradangan atau iritasi akibat garukan penderita. Selain itu penderita juga bisa menemukan serbuk kehitaman di celana dalam atau bercak darah di kulit akibat gigitan kutu.

Jika merasakan gejala seperti tadi, anda terkadang bisa melihat secara langsung apakah ada kutu pada rambut kemaluan atau pun rambut lain yang terasa gatal. Kutu ini bisa diatasi dengan memakai krim atau sampo khusus. Anda tidak perlu mencukur rambut pada kemaluan atau rambut tubuh yang terinfeksi.

D.    d. Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Protozoa

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit sangat kecil bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini mudah sekali ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan penderita pria tidak menyadari infeksi ini karena tidak mengalami gejala apa pun, sampai ketika pasangan wanitanya mengalami gejala dan didiagnosis menderita penyakit ini.

Gejala yang terjadi pada pria:

  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya.
  • Sensasi rasa perih sesaat setelah buang air kecil atau usai ejakulasi.
  • Cairan penis berwarna keputihan.
  • Inflamasi pada kulup dan kulit penis.

Gejala yang terjadi pada wanita adalah:

  • Cairan vagina encer atau berbuih warna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap.
  • Rasa sakit dan gatal-gatal di sekitar vagina.
  • Sakit atau tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual atau buang air kecil.

Untuk mendiagnosis trikomoniasis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes urine, dan pengambilan sampel cairan. Jika anda sangat diduga menderita trikomoniasis, pengobatan dengan antibiotik akan dimulai meskipun hasil pemeriksaan sampel belum muncul. Hal ini bertujuan agar infeksi cepat sembuh dan kemungkinan penularan menurun.

E.    e.  Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan oleh Jamur

1.      1. Tinea cruris

Penyakit menular seksual ini adalah infeksi jamur yang menyerang kulit di sekitar alat kelamin, paha bagian dalam, serta bokong. Penderita tinea cruris biasanya akan merasakan munculnya ruam kemerahan berbentuk lingkaran yang terasa gatal pada bagian kulit yang terinfeksi.

Untuk memastikan tinea cruris, sampel akan diambil dari kulit yang terinfeksi. Sampel kulit kemudian akan dilihat di mikroskop. Meskipun begitu, kebanyakan dokter ahli kulit dapat mendiagnosis tinea cruris hanya dengan mengenali ruam pada kulit pasien.

Tinea cruris dapat disembuhkan dengan pemberian obat salep, semprot, bedak, atau losion anti-jamur. Namun, untuk menangani tinea cruris yang sudah parah, penderita dapat menggunakan salep atau krim anti-jamur yang lebih kuat, serta mengonsumsi pil anti-jamur yang bisa didapatkan dengan resep dokter.

2.      2. Infeksi Candida

Infeksi jamur Candida albicans, biasanya menjadi penyebab umum iritasi pada vagina. Namun pada pria, khususnya yang tidak sunat, juga bisa mengalaminya. Selain di alat kelamin, jamur ini juga dapat ditemukan di bibir, kuku, sekitar anus, dan bahkan saluran pencernaan.

Pada infeksi di vagina, penderita wanita biasanya akan merasakan rasa gatal luar biasa di sekitar vagina, kulit di sekitar vagina akan memerah dan terasa perih, serta keputihan yang menggumpal seperti keju. Sedangkan pada penderita pria akan muncul ruam kemerahan pada penis, gatal dan sensasi rasa perih pada ujung penis, serta bau tidak sedap.

Pengobatan pada infeksi candida tergantung pada lokasi, keparahan dan kondisi kesehatan penderita. Untuk di sekitar kelamin dapat diobati dengan pemberian krim, supositoria, atau tablet anti-jamur.

 


0 Comments: