MATERI SEJARAH PENCAK SILAT

MATERI SEJARAH PENCAK SILAT

PANCAK SILAT

Adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari  Kepulauan Nusantara  (Indonesia). Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia,  Malaysia , Brunei, dan  Singapura , Filipina selatan, dan  Thailand  selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara (Indonesia).

Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, kini  Vietnam  juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah  Ikatan Pencak Silat Indonesia  (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi- federasi pencak silat di berbagai negara adalah  Persekutuan Pencak Silat Antara bangsa  (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Pencak silat adalah olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Ada pengaruh  budaya Tionghoa , agama  Hindu , Buddha, dan  Islam  dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah  Jawa Barat  terkenal dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran  Merpati Putih  dan di Jawa Timur ada aliran  Perisai Diri .

Setiap empat tahun
di Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan Olahraga Nasional (PON). Pencak silat juga dipertandingkan dalam ajang  Pesta Olahraga Asia Tenggara  (SEA Games) sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.

Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat menjadi salah satu alat pemersatu nusantara, bahkan untuk mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional.

Pada 13 Desember 2019, Pencak Silat ditetapkan oleh  UNESCO  sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage). Hal ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia.

Manfaat Pencak Silat yang diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia adalah mendapat pengakuan dunia internasional, memiliki peluang dipertandingkan dalam cabang olahraga di Olimpiade dan menggali nilai budaya yang terkandung dalam silat.

Istilah silat dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia istilah yang digunakan adalah pencak silat. Istilah ini digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia.  Nenek moyang bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitar, seperti gerakan  kera , harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku  Nias  yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di Kepulauan Nusantara semenjak  abad ke-7  masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti  Sriwijaya  dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat  Donald F.

Draeger  berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Buddha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi  Prambanan  dan Borobudur. ]  Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari  Tiongkok  dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Tiongkok, dan mancanegara lainnya.

Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di  Semenanjung Malaysia  dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatra ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dariguru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan.

Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda  Minangkabau , silat ( bahasa Minangkabau : silek) diciptakan oleh DatukSuri Diraja dari  Pariangan, Tanah Datar  di kaki  Gunung Marapi  pada abad ke- 11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh  Asia Tenggara . Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya  Prabu Siliwangi  sebagai tokoh pencak silat Sunda  Pajajaran , Hang Tuah panglima Malaka,  Gajah Mada  mahapatih Majapahit dan  Si Pitung  dari Betawi.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada  abad ke-14  di Nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari  Randai  yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat  Betawi  terdapat tradisi palang pintu, yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil.

Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.

Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan  penjajah  Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti  Panembahan Senopati , Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teungku Chik di Tiro, Teuku Umar, Tuanku Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih,  Cut Nyak Dhien , dan  Cut Nyak Meutia .

Silat saat ini telah diakui sebagai budaya  Suku Melayu  dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan  lingua franca  bahasa Melayu di berbagai daerah di  Jawa , Bali, Kalimantan,  Sulawesi , dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan bela diri ini.

Dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), jika pencak silat adalah seni bela diri tradisional asli Indonesia. Ini sudah ada dari nenak moyang dan diturunkan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Pencak silat ini merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari budidaya yang sudah turun temurun. Ini sudah lama diperkenalkan di Indonesia.

Pencak silat sudah tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara sejak abad ke-7. Hal ini bisa dilihat pada masa penjajahan Belanda, pencak silat sudah ada dan dipakai untuk melawan penjajah. Seni bela diri ini terus berkembang pesat di tengah masyarakat di Indonesia. Karena terus terpelihara dengan baik oleh masyarakat.

Pencak silat ini berasal dari dua daerah di Indonesia, yakni Minangkabau Sumatra Barat dan Cimahe Jawa Barat yang punya aliran berbeda-beda. Penyebaran pencak silat di Nusantara sudah terjadi sejak abad ke-7. Ini dibuktikan lewat relief Candi Borobudur. Baca juga: Selain Pencak Silat, Ini 9 Budaya Indonesia yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda Pada tahun 1903 berdiri Perguruan Setia Hati (PSH) dan Perguruan Setia Hati Terate (PSHT) pada 1922.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah  Ikatan Pencak Silat Indonesia  (IPSI) Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari  Malaysia , Singapura, dan  Brunei Darussalam . Keempat negara itu termasuk  Indonesia , ditetapkan sebagai pendiri  Persilat .

Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan- perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam ajang SEA Games.

ISTILAH DALAM PENCAK SILAT

·         Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkukuh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kukuh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).

·         Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

·         Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.

·         Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.

·         Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.

·         Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.

·         Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.

·         Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu sering kali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.

3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.

4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Bentuk pencak silat dan padepokannya (tempat berlatihnya) berbeda satu sama lain, sesuai dengan aspek-aspek yang ditekankan. Banyak aliran yang menemukan asalnya dari pengamatan atas perkelahian binatang liar. Silat- silat  harimau  dan monyet ialah contoh dari aliran-aliran tersebut. Adapula yang berpendapat bahwa aspek bela diri dan olahraga, baik fisik maupun pernapasan, adalah awal dari pengembangan silat. Aspek  olah raga  dan aspek bela diri inilah yang telah membuat pencak silat menjadi terkenal di Eropa.

Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olahraga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh  Persilat , sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.

Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat kemahiran, yaitu:

1. Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan, pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar perguruan dan jurus standar IPSI

2. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat, dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya.

3. Pelatih, hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, di mana mereka akan diberikan teknik - teknik beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan .

4. Pendekar, merupakan pesilat yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat tinggi.

PERKEMBANGAN PENCAK SILAT DI DUNIA

Pencak Silat telah berkembang pesat selama  abad ke-20  dan telah menjadi olahraga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua, dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olahraga internasional. Hanya anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi internasional.

Kini, beberapa federasi pencak silat nasional  Eropa  bersama dengan Persilat telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di  Wina , Austria. Pencak silat pertama kali diperkenalkan dan dipertandingan dalam  Pesta Olahraga Asia Tenggara  (SEA Games)  ke-14 tahun 1987  di Jakarta. Hingga kini cabang olahraga pencak silat rutin dipertandingkan dalam SEA Games. Pada tahun 2002 Pencak Silat diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di  Asian Games  di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya. Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2010 mengambil tempat di  Jakarta , Indonesia pada Desember 2010.

Selain dari upaya Persilat yang membuat pencak silat sebagai pertandingan olahraga, masih ada banyak aliran-aliran tua tradisional yang mengembangkan pencak silat dengan nama Silek dan Silat di berbagai belahan dunia. Diperkirakan ada ratusan aliran (gaya) dan ribuan perguruan.

PADEPOKAN PENCAK SILAT DI INDONESIA

Padepokan adalah istilah Jawa yang berarti sebuah kompleksperumahan dengan areal cukup luas yang disediakan untuk belajar dan mengajar pengetahuan dan keterampilan tertentu. Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI). adalah padepokan berskala nasional dan internasional yang berlokasi diatas lahan yang luasnya sekitar 5,2 hektare di kompleks  Taman Mini Indonesia Indah . Luas total bangunannya sekitar 8.700 m2 dan luas total selasar-selasarnya sekitar 5.000 m2. Padepokan secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1997.

Padepokan Pencak Silat Indonesia mempunyai sekurang-kurangnya 5 fungsi, yakni:

1. Sebagai pusat informasi, pendidikan, penyajian dan promosi berbagai hal yang menyangkut Pencak Silat.

2. Sebagai pusat berbagai kegiatan yang berhubungan dengan upaya pelestarian, pengembangan, penyebaran dan peningkatan citra Pencak Silat dan nilai-nilainya.

3. Sebagai sarana untuk memperkukuh persatuan dan kesatuan masyarakat Pencak Silat Indonesia.

4. Sebagai sarana untuk mempererat persahabatan di antara masyarakat Pencak Silat di berbagai negara.

5. Sebagai sarana untuk memasyarakatkan 2 kode etik manusia Pencak Silat, yakni: Prasetya Pesilat Indonesia dan Ikrar Pesilat.

KATEGORI DAN KELAS PERTANDINGAN PENCAK SILAT

 

I. KATEGORI DAN KELAS PERTANDINGAN PRA REMAJA

Kategori dan kelas pertandingan untuk Pra Remaja:

A. TANDING terdiri atas :

1. Kelas A 25 kg s/d 27 kg

2. Kelas B diatas 27 kg s/d 29 kg

3. Kelas C diatas 29 kg s/d 31 kg

4. Kelas D diatas 31 kg s/d 33 kg

5. Kelas E diatas 33 kg s/d 35 kg

6. Kelas F diatas 35 kg s/d 37 kg

7. Kelas G diatas 37 kg s/d 39 kg

8. Kelas H diatas 39 kg s/d 41 kg

9. Kelas I diatas 41 kg s/d 43 kg

10. Kelas J diatas 43 kg s/d 45 kg

B. TUNGGAL, GANDA DAN REGU

sesuai dengan penyesuaian pada umur peserta, serta tidak ada pembagian berdasarkan berat badan.

 

II. KATEGORI DAN KELAS PERTANDINGAN REMAJA

Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja :

A. TANDING terdiri atas :

1. Kelas A 39 kg s/d 42 kg

2. Kelas B diatas 42 kg s/d 45 kg

3. Kelas C diatas 45 kg s/d 48 kg

4. Kelas D diatas 48 kg s/d 51 kg

5. Kelas E diatas 51 kg s/d 54 kg

6. Kelas F diatas 54 kg s/d 57 kg

7. Kelas G diatas 57 kg s/d 60 kg

8. Kelas H diatas 60 kg s/d 63 kg

9. Kelas I diatas 63 kg s/d 66 kg

10. Kelas J diatas 66 kg s/d 69 kg

B. TUNGGAL, GANDA DANREGU 

seperti pembagian kelas untuk Pra Remaja dengan penyesuaian pada umur peserta.

III. KATEGORI DAN KELAS PERTANDINGAN DEWASA

Kategori dan kelas pertandingan untuk Dewasa:

A. TANDING terdiri atas :

1. PERORANGAN

a. Kelas A 45 kg s/d 50 kg

b. Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg

c. Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg

d. Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg

e. Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg

f. Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg

g. Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg

h. Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg

i. Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg

j. Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg

2. BEBAS BEREGU PUTRA

Bebas Beregu Putra adalah pertandingan antar Kontingen yang diikuti oleh 3 (tiga) Pesilat dari setiap Kontingen peserta pertandingan, sebagai Pesilat yang akan bertanding, dan bisa ditambah oleh 2 (dua) orang Pesilat sebagai cadangan serta didaftarkan secara resmi sebagai peserta pertandingan. Berat badan Pesilat dalam Bebas Beregu ini untuk kategori tanding remaja selisih berat badan makksimal 6 kg dan untuk kategori tanding dewasa selisih berat badan maksimal 10 kg.

B. TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagian kelas

untuk Anak – anak dengan penyesuaian pada umur peserta. Pada Maret 2017, Pencak Silat telah diajukan Pemerintah Republik Indonesia kepada UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural World Heritage). Hal ini adalah salah satu upaya pemerintah dalam memajukan pencak silat sebagai warisan budaya Indonesia.

0 Comments: